Home inspiratif Miras: Akar Kejahatan
Miras: Akar Kejahatan
Atiya Fauzan May 09, 2013 0
Akar Kejahatan - "Miras bisa menjadi penyebab atau otak dari semua kejahatan” ucap salah seorang kawanku. Aku pun setuju dengan pendapatnya. Miras yang merupakan singkatan dari minuman keras menjadi pintu masuk bagi seseorang untuk mendapatkan tiket dalam melakukan kejahatan. Mengapa? Karena dibawah pengaruh miras, seseorang tidak lagi bisa memfungsikan akal dan hatinya dengan baik, terlebih lagi untuk membedakan yang baik dan buruk. Miras mampu mengaburkan persepsi putih menjadi hitam, miras mampu memudarkan pikiran yang semula jernih, dan miras juga mampu mematikan kemurnian hati.Berawal dari itu semualah, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, kekerasan, dan pelecehan lahir. Miras dengan mudah mengubah orang ‘baik’ menjadi orang yang ‘kejam’. Hilangnya kesadaran diikuti oleh hilangnya fungsi akal dan hati menyebabkan pengkonsumsi miras tidak lagi memikirkan dan merasakan akibat dari perbuatannya. Nafsu, gerak tangan dan kaki, ide busuk yang tercetus, tak lagi bisa ditekan oleh akal dan hati. Sungguh hebat kinerja miras di dalam tubuh manusia. Tak hanya kesehatan yang dipertaruhkan, tapi juga masa depan, keluarga, harta, nyawa, dan masih banyak lagi.
Miras begitu berbahaya, namun masih ada saja orang yang menenggaknya. Alasannya beragam, pelarian dari masalah, sekedar coba-coba, bahkan menjadikannya kebiasaan. Miris memang, tapi seperti inilah kehidupan. Ada hitam ada putih. Teguran, penggebrekan, pengucilan, yang dilakukan orang lain terkadang memberikan efek jera bagi pengkonsumsi miras dan juga terkadang tidak. Mirisnya lagi, saat ‘penggila’ miras menemukan tempat yang tepat bagi dirinya, dimana tak ada orang yang menegur kebiasaan buruknya, maka ia akan semakin bebas berkawan dengan botol-botol mirasnya. Jika begini, tak cukup satu pihak yang akan dirugikan sebab ia dan mirasnya, serta tindakan-tindakan yang mengekor selanjutnya.
Manusia yang bersahabat dengan miras di negeri ini tak bisa dihitung dengan jari. Cara pertumbuhan mereka seperti rumput, dicabut, ada lagi, dicabut lagi, ada lagi, begitu seterusnya. Semakin hari, penikmatnya berkurang dan bertambah juga. Mungkin, faktor ketersediaan miras yang begitu mudah didapatkan, menjadi salah satu penyebab dalam hal ini. Masih banyak orang yang bersikap acuh dengan deretan miras diwarung-warung, masih banyak orang yang cuek melihat orang yang tak dikenalnya asyik meminum miras, masih banyak yang tidak mau tahu mengenai kabar ataupun info miras dan penenggaknya. Kontrol yang tidak terlalu kuat didalam masyarakat, membuat penyebaran miras berlenggak bebas. Tak ada yang mengingatkan kita sebagai manusia yang pelupa. Andai saja tertempel sebuah poster yang tak hanya disatu tempat, yang bisa dilihat banyak orang. Andai saja ada lagu yang menyairkan bahaya dari miras, yang bisa didengar semua kalangan. Andai saja semua oknum tak hanya berdeklarasi ‘katakan tidak untuk miras’, tapi juga mempraktekkannya. Andai saja para penyedia miras itu merasakan efek ‘jera’. Andai saja dan andai saja. Semoga mimpi ini tercapai. Aku percaya padamu, bangsaku, Indonesia.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment