Let's Go To Jannah

“Let's go to Jannah” - Ada yang sanggup menolak ajakan ini? Ada yang bisa untuk tidak mengiyakannya? Ada yang mampu mengabaikan permintaan tersebut? Tentu tidak ada. Semua orang akan mengiyakan dan menyanggupinya. Semua. Begitulah bagaimana kita mencari sahabat ataupun pasangan dan begitupun bagaimana kita menjadi sahabat atau pasangan bagi orang lain. ‘Yang mengajak ke Jannah-NYA’. Begitulah seharusnya hati kita, jiwa kita, langkah kita, nafas kita, pandangan kita, lisan kita, pendengaran kita, gerakan kita, nafsu kita, dan semua yang ada pada diri kita. Entah itu ‘mencari’ ataupun ‘menjadi’, tetaplah let's go to Jannah.


Dalam hal ‘mencari’, memilih itu penting. Baik sahabat ataupun pasangan. Harus zero mistake, seperti apa sahabat atau pasangan kita, seperti itulah kita. Ada pengibaratan yang berbunyi, “bukankah kita akan turut wangi jika bersahabat dengan penjual minyak wangi”. Begitupun dalam dunia nyata, ‘baik’nya sahabat atau pasangan kita akan terciprat dengan sendirinya pada kepribadian kita. Maka pilihlah orang-orang yang kepribadiannya melukiskan dan mengajak ke Jannah-NYA. Sahabat itu layaknya cermin, jika kita ingin mengetahui diri kita, lihatlah dengan siapa kita berteman. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Seorang mukmin merupakan cerminan saudaranya yang mukmin.” (HR. Al-Bukhari)

Dalam hal ‘menjadi’, tidak ada yang harus dipilih. Yang lebih ditekankan adalah bagaimana kita menjadi pribadi yang mampu mengajak yang lain untuk mengikuti jalan menuju Jannah-NYA. Siapapun dan kapanpun. Jangan pernah memilah dan memilih untuk mengajak seseorang dalam kebaikan. Mengajak kepada kebaikan sekaligus mencegah dari kemungkaran merupakan ciri orang-orang yang beriman. Bahkan merupakan tujuan dilahirkannya kita yang membedakannya dari umat-umat lain. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah swt berfirman: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Ali Imran: 110).

Dalam hadits yang lain dijelaskan yang bersumber dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (HR Muslim).

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes