Home umum Tips Untuk Mencintai Buku
Tips Untuk Mencintai Buku
Atiya Fauzan May 11, 2015 0
Tips Untuk Mencintai Buku - Membaca? Satu aktifitas yang sangat aku hindari. Alergi saja mendengarnya, apalagi melakukannya. Dan aku hanya melakukan aktifitas menjenuhkan tersebut dalam keadaan darurat saja. Ujian. Itu saja, selebihnya aku tak mau bersentuhan dengan buku. Diwaktu senggang sekalipun, aku tak memilih berkawan dengan buku apalagi diwaktu sibuk. Aku benar-benar bermusuh dengan deretan tulisan yang terkumpul dalam sebuah buku tersebut.Tidak tahu mengapa, aku bisa sebenci itu terhadap membaca. Karena bagiku, lebih asyik bermain dan ngobrol daripada membaca. Aku pegang buku hanya ketika dalam kelas saja, aku hanya mengandalkan kemampuan daya ingatku yang diatas rata-rata teman sekelasku. Aku hanya mendengar penjelasan guru di depan kelas. Hanya itu yang membantuku belajar, tanpa membaca rutin.
Itulah aku yang dulu, ya itu aku yang dulu bukan yang sekarang. Kalau mengingat masa-masa permusuhanku dengan aktifitas membaca, aku sangat menyesal. Karena akibatnya aku rasakan kini. Statusku boleh jadi sebagai “Maha-siswi”, tapi ilmu dan pengetahuanku masih setara dengan anak SMP. Tahu kenapa? Karena kebencianku pada membaca.
Membaca lebih dari kegiatan yang menjenuhkan ternyata. Membaca mampu membuka pikiran, mata, dan hati kita tentang dunia. Tanpa membaca, aku seperti hidup tanpa nyawa. Sekarang, membaca lebih dari sekedar penting bagiku. Membaca sudah menjadi kebutuhanku, yang aku akan merasa tidak tenang, jika dalam sehari saja tidak membaca.
Tiada hari tanpa membaca, aku merasa lebih baik kini. Aku tahu apa yang orang-orang pertanyakan. Dari mana aku menemukan jawabannya? Tentu dari membaca. Aku merasa lebih ringan menjalani hidup ini, karena aku tahu solusi dari setiap masalahku. Dari mana aku tahu? Lagi dan lagi dari membaca. Bagaimana menjadi pribadi yang baik, bagaimana mendapatkan nilai sempurna, bagaimana menjadi mahasiswi yang tak hanya berbekal ijazah dan nilai saja, bagaimana itu atau ini terjadi, mengapa itu atau ini terjadi. Aku peroleh jawabannya dari buku. Tahu begini, aku ingin membaca sejak dalam kandungan saja.
Perubahan drastis ini aku alami ketika sudah duduk diawal bangku kuliah. Waktu itu, aku benar-benar merasa sangat rugi dan malu. Mulutku terkunci rapat saat diskusi hebat dalam kelas. Aku tak tahu teori mana yang akan digunakan, karena memang aku masih bermusuhan dengan buku. Sedangkan teman-teman yang lainnya berbicara dengan lancar. Mengkritik, memberi saran, memberi tanggapan, dan lain sebagainya. Dan aku memang tak seorang diri, masih ada yang lainnya, yang terdiam membisu, yang hanya menjadi penonton di kelas. Aku benar-benar menyadari kesalahanku. Tidak ada alasan untuk alergi membaca, karena menjadi orang hebat tanpa membaca itu sangat tidak mungkin. Begitulah kata teman kelasku yang terhebat.
Dengan kesadaran pribadi, aku paksakan diri untuk membaca. Hanya ada satu motivasi saat itu, “menjadi orang hebat tidak akan mungkin tanpa membaca”. Aku tidak ingin memiliki hidup yang biasa-biasa saja, kuliah lalu lulus kemudian menikah dan punya anak, selesai. Aku merasa membutuhkan sebuah karya, dan aku ingin menjadi seorang istri dan ibu yang berkualitas. Aku juga tidak ingin memiliki keluarga yang biasa-biasa saja. Dan untuk menjadi luar biasa, sangat butuh akan membaca.
Jalanku untuk mencintai buku tak semulus wajah selebritis. Ada saja halangannya, kebanyakan datang dari dalam. Ngantuk, bosan, jenuh, dan lain-lain. Aku coba membuka pikiran, akhirnya aku coba berhadapan dengan sederet tulisan. Mengeja kata perkatanya, dan luar biasa menjenuhkan. Aku tak menyerah dan berhenti, mungkin tubuhku shock untuk pertama kalinya harus membaca serius dan rutin. Tapi aku yakin, semuanya tidak sia-sia, dengan sedikit paksaan semuanya akan terbiasa. Dan benar, aku lama kelamaan sudah mulai terbiasa. Aku tersenyum, akhirnya bisa menaklukan buku.
Aku dapatkan buku bacaan dari hasil beli sendiri dan kadang pinjam pada orang lain. Semuanya tidak mudah, hanya ada satu kunci, yaitu kemauan. Tanpa itu, semuanya tidak akan berjalan lancar. Aku tak kan bisa berkawan dengan buku, berhubung aku memiliki kemauan sangat kuat untuk menjadi orang yang hebat dan luar biasa, akhirnya aku berhasil bergelut dengan buku bahkan aku sangat mencintai buku.
Jangan ditanyakan manfaat memiliki hobi membaca rutin. Banyak sekali, lebih banyak dari yang kita bayangkan. Apakah ada 3, 10, 45, 91, 200, atau 1000 manfaat? Tak terhitung kawan. Dan semuanya menurutku lebih dari sebuah materi. Kehadiran kita lebih dinanti oleh orang lain, karena kita seperti jendela dunia bagi lingkungan kita sendiri. Mengapa demikian? Karena membaca. Mereka yang masih belum rutin membaca, buta akan sesuatu yang sudah kita tahu. Aku mengalaminya dalam nyata. Ketika di kamar (asrama), aku memiliki kebiasaan yang tidak sama dengan ketiga teman kamarku. Yang satu, lebih suka mengotak-ngatik handphone. Yang satu lagi, lebih suka tidur dan makan. Dan yang satu lagi lebih suka jalan-jalan dan jarang dikamar. Mereka bertiga sama seperti diriku yang dulu. Alergi membaca. Dan hanya aku satu-satunya orang yang hobi membaca. Sudah bisa ditebak, apapun yang mereka tidak mengerti, tanpa aba-aba mereka menyebut namaku lalu bertanya. Selalu seperti itu, kadang juga aku mendongeng didalam kamar. Menceritakan biografi orang-orang hebat, perjuangan orang-orang yang sukses. Aku tidak mendapatkannya tidak instant, semuanya melalui proses membaca. Menyerap segala informasi dalam buku. Bagi teman-temanku yang tidak suka membaca, mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dari cerita orang lain.
Dan kerutinanku membaca tak sama setiap hari. Tapi aku berusaha, satu hari satu buku. Paling sulit adalah ketika mood sedang buruk. Memegang saja sudah malas, apalagi membukanya. Lagi dan lagi dikembalikan pada motivasi pribadi sehingga menimbulkan kemauan yang kuat. Maka, halangan apapun yang ada, tak akan bisa mencegah kita untuk membaca.
Kembali lagi pada ceritaku, aku merasakan ketagihan pada membaca. Maka dari itu, aku tidak pernah lelah untuk membaca. Semakin banyak saja keuntungan yang diperoleh dari membaca. Kalau boleh diumpamakan, membaca seperti menabung kata-kata dan ilmu. Semakin sering membaca maka akan semakin banyak isi tabungannya. Dan kita bisa menggunakannya kapanpun kita mau. Jadi, tidak khawatir akan kekurangan kata-kata ketika berbicara ataupun ketika menulis.
Sebenarnya untuk mempertahankan yang ada lebih sulit daripada mengawalinya. Untuk mengawali, kita tinggal membaca saja. Lakukan sesuatu hal yang belum atau jarang kita lakukan. Tapi untuk menjadikannya sebagai sesuatu yang rutin, disinilah kesulitannya. Kadang kita menuruti kemauan diri untuk melanggar dari kedisiplinan yang telah dibangun oleh kita sendiri. Satu atau dua kali pelanggaran, masih wajar. Tapi untuk yang ketiga, kita perlu untuk intropeksi diri. Coba ingat kerugian atau masalah besar yang akan datang setelahnya, maka kita akan takut untuk mengulangi kesalahan yang sama.
Pengalaman pribadiku, pernah suatu hari aku lebih memilih mengobrol panjang lebar dengan teman kamarku, lalu online, lalu rapat di organisasi, kemudian menepati janji dengan teman kelas, dan setiap ada waktu luang aku selalu berpikir, “nanti malam saja membacanya, sekarang lebih baik gini dulu atau gitu dulu”. Pada malam harinya, setelah kuliah malam aku merasakan kantuk yang begitu dahsyat, aku masih sempat berpikir, “aku mau tidur 15 menit saja nanti bangun lagi”. Tapi akhirnya, aku bangun keesokan harinya. Begitulah hidup, menunda-nunda pekerjaan sama halnya dengan menabung masalah. Akibat yang aku terima, kehilangan waktu membacaku, padahal waktu begitu berharga. Aku lebih memilih sesuatu yang tidak terlalu penting dari hal yang lebih penting. Menyadari kesalahan itu, aku hanya bisa menyesal. Dan tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.
Begitulah alur kebencianku pada membaca hingga berubah menjadi cinta. Mengapa aku butuh membaca, karena aku sadari aku adalah manusia. Dan hewan tak pernah butuh akan baca. Selain itu juga karena tidak ada orang hebat yang jarang membaca. Kesadaran dari dalam dirilah yang menyadarkanku untuk lebih rutin lagi membaca. Serta menghadapi berbagai halangan yang akan menghalangi kita untuk membaca. Banyaknya manfaat yang ditemui ketika membaca dan kerugian yang dirasakan ketika meninggalkan kegiatan membaca, menjadi motivasi lainnya untuk lebih menyukai membaca.
Tak harus langsung satu buku dalam sehari. Coba sehari perkata, lalu perkalimat, per bab, dan perbuku. Ingat, di dunia ini tidak ada proses instant untuk menjadi lebih baik, semuanya butuh perjuangan. Jadi, jangan mudah menyerah, rintangan sebesar apapun jangan pernah menghalangi kita untuk berhenti membaca. Dunia tahu pada kita karena menulis dan kita tahu pada dunia karena membaca.
Dibawah ini akan aku bagikan tips mengubah benci menjadi cinta terhadap membaca (versi pribadi) :
- Tata niat, sebenarnya untuk apa kita membaca
- Carilah motivasi, misalkan ingin mendapatkan nilai cumlaude
- Jangan pernah ditunda, langsung saja membaca
- Berproses, membaca dari sedikit ke banyak bukan banyak ke sedikit
- Hitung manfaat dan kerugiannya, lebih besar mana
- Rasakan perbedaan dengan diri kita yang dulu, ketika sedikit membaca dan banyak mebaca
- Rutinkan diri untuk membaca
- Jangan cari alasan untuk tidak membaca
- Membacalah dan membacalah
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment