Home my idol Makan Bareng Raditya Dika (Membahayakan)
Makan Bareng Raditya Dika (Membahayakan)
Atiya Fauzan August 08, 2015 0
Gue selalu jadi obat nyamuk alias pihak ketiga tiap kali sahabat-sahabat gue makan bareng dengan orang ‘spesialnya’. So, pengalaman gue tentang hal ini bisa dikatakan sudah memiliki jam terbang tinggi. Dan hal yang gue pertanyakan pada mereka adalah, kenapa setiap makan bareng dengan kaum adam khususnya nih (entah itu sekedar makan, acara pesta, maupun buka bersama) sahabat-sahabat wanita gue berubah drastis. Cara makan mereka beda banget, antara di dalam dan di luar. Selama ini, gue makan yah makan aja, mau sama siapapun juga dihadapan gue dan mau ada orang berapapun juga di sekitar gue. Yang penting, baca do’a, tidak berlebihan, dan sesuai sama adab Islam. Bukannya malah di’timit-timit’ (makan sedikiiiiiit demi sedikiiiiiiit) dan begitu pelaaaaaaan banget bak putri solo, padahal aslinya nggak begitu-begitu banget sih mereka (sahabat-sahabat gue). Kalo gue mah disamain aja, mau sama siapa juga, ada siapa juga. Karena bagi gue, jadi diri sendiri itu enjoy banget dan jadi oranglain itu asli nggak enak.
Itu menurut gue, dulu. Tapi sejak gue makan dengan orang ‘penting’, sebut saja Raditya Dika, gue jadi berubah. Gue tahu rasanya apa yang dirasain sama sahabat-sahabat gue. Ini pengalaman pertama gue ngelakuin hal ini memang, dan beneran itu aneh banget bagi gue. Tapi, gue langsung bertindak seperti mereka (tapi tidak persis yah, beda kasus). Tiba-tiba gue nggak suka sambel. Hah? Gue ‘ratu pedas’ yang doyan cabe malah tidak menyentuh sambel? Aneh. Gue jadi bingung sendiri, kenapa gue kayak gini. Kenapa gue jadi orang lain. Ah, si Raditya Dika membahayakan. Gue jadi tahu alasannya, kenapa sahabat-sahabat gue melakukan hal itu? Topeng. Palsu. Image. Hadeh, entahlah yang mana yang benar.
Selain itu, gue dan Raditya Dika memang tidak memiliki hubungan apapun, tidak lebih dari fans dan idola. Tapi manusia sekitar yang melihatnya, tidak menganggap demikian. Dan hal kedua yang gue bingungkan adalah, gue merasa ‘jijik’ dengan diri gue sendiri, lebih tepatnya gue malu sama diri sendiri, sama Sang Pencipta juga. Gimana nggak, gue tuh menganggap aneh orang-orang yang makan bareng, menganggap nggak wajar orang-orang yang makan bareng (pria-wanita lho), dan ternyata gue ngelakuin itu. Oh My God, speechless banget. Meskipun Raditya Dika itu idola gue, tapi tetap saja dia ‘pria’ kan? Ah, otak gue dan hati gue sepertinya benar-benar error, harus segera masuk bengkel nih. Benar dugaan gue, Raditya Dika membahayakan.
So, buat kalian yang memiliki idola, jangan sampai deh niruin apa yang gue lakuin. Jaga hati, jaga perasaan, dan jaga prinsip. Jangan terlalu berlebihan dalam mengidolakan artis sekalipun. Karena ‘idola’ kita bisa membahayakan. Dan itu sepenuhnya bukan kesalahan sang idola. Tapi, kesalahan kita yang nggak bisa menghindarinya. Ibarat api aja, jika kita nggak bisa menjaga jarak, maka kita akan terbakar. Dan tentu itu bukan salah api kan? (Selamat intropeksi)
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment