Home Unlabelled Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
Atiya Fauzan December 01, 2014 0
A: Witing tresno jalaran soko kulino
B: Aku tahu pepatah itu. Meski aku bukan orang jawa tulen. Pepatah itu memiliki arti cinta tumbuh karena terbiasa bersama
A: Sesempit itu?
B: Tentu tidak, yang paling penting adalah kebersamaan bukan dalam segi kuantitas tapi lebih pada segi kualitas
A: Lalu?
B: Apanya yang lalu?
A: Kamu ingin menceramahiku tentang si virus merah jambu?
B: Owh… bukan, aku akui kamu lebih tahu mengenai hal itu. Jangan sempit begitulah mengaplikasikannya dalam contoh kehidupan nyata
A: Maksudmu?
B: Sebenarnya pepatah itu adalah kunci jawaban untuk persoalan hidup kita. Kamu tahu, untuk mencintai sesuatu, kita hanya butuh mengenal dan butuh kebersamaan dengan hal yang ingin kita cintai. Semua mimpi kita akan tercapai jika saja kita menuruti pepatah itu. Semisal, kamu ingin menjadi seorang penulis, tapi kamu malas membaca dan tidak bisa menulis. Jalan keluarnya ya witing trisno jalaran soko kulino. Setiap waktu, setiap hari, cobalah untuk mengenal buku-buku bacaan. Jalani harimu dengan bergaul dengan kalimat-kalimat yang terangkai dalam sebuah buku. Tidak suka? Paksakan. Lama-lama kamu akan terbiasa dan kamu akan mencintai membaca sepenuh hatimu. Hanya dengan cara mengakrabkan diri dengan membaca itu sendiri. Dan setelahnya, otakmu akan penuh, kemudian kamu akan mampu menumpahkannya yakni apa yang kamu dapat ke dalam sebuah bentuk tulisan. Bagaimana? Mudah kan?
A: Wow…
B: Kamu boleh setuju dan tentu boleh tidak. Toh aku hanya berpendapat. Hal apa yang kita aplikasikan dan yang kita sukai saat ini, adalah praktek nyata orang tua kita tentang pepatah tersebut. Coba saja kamu bayangkan, anak 1 setiap hari disuguhkan dengan kalimat-kalimat mulia, dengan cinta dan kasih sayang, sejak kecil dibiasakan untuk ‘bersama’ dengan hal-hal yang baik, apa kemungkinan yang terjadi? Anak 1 akan mencintai hal-hal baik tersebut yang sudah lama bersamanya. Dan coba bandingkan dengan anak 2 yang setiap waktu dicekoki dengan cacian, umpatan, pukulan, dan perilaku kasar lainnya. Apa yang terjadi setelah 10 tahun kemudian? Anak 2 akan mencintai hal-hal yang bersamanya sejak dulu, dan pada akhirnya terlanjur mencintai hal tersebut. Gimana? Bisa berkomentar?
A: Cukup melakukan hal sebaliknya jika kita mengiginkan sebaliknya
B: Kesimpulan yang sempurna. Kebiasaan buruk bisa menggunakan rumus itu. Jika kita tidak ingin menyukai atau mencintai sesuatu, cukup tidak bersamanya atau menghindar saja. Kamu suka belanja? Ingin menghentikannya? Jangan ke mall lagi. Hindari pasar, toko, dan sejenisnya. Kurangi kuantitas maupun kualitas kebersamaanmu dengan belanja. Bagaimana?
A: Benar
BERSAMBUNG…
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment