Camer Gue, Jokowi (Materi Stand Up Comedy)




            Assalamu’alaikum. Perkenalkan, nama gue Atiya dan gue anak pesantren dan juga gue itu berprofesi sebagai guru. Jadi, gue ini perpaduan antara Dzawin dan Dodit, komplit. Tapi bedanya, gue nggak pakai sarung plus nggak bawa biola kemana-mana. Di kesempatan kali ini, gue ingin menceritakan si Epik keponakan gue yang masih SD. Keluarga gue itu rata-rata jebolan pesantren. Dan para anak kecil di rumah nih, sudah diajarkan untuk belajar sholat sedini mungkin, termasuk keponakan gue, Epik. Pernah suatu ketika, si Epik bermalam dirumah. Kita sholat maghrib bareng, terus sambil nunggu waktu isya si Epik ternyata buang angin. Dan gue tuh jadinya seperti dzikir di dalam tong sampah, bau banget. Nah, setelah adzan isya berkumandang, gue ngajak Epik bangkit dan sholat.
“Ayo pik sholat isya”
“Ayo, Epik sudah siap kok”
“Lho? Bukannya tadi kamu kentut?”
“Epik tadi ambil wudhu’nya 3 kali. Satu buat maghrib, satu buat isya, dan satu lagi buat subuh”
“Hah?”
Gue cuma bisa melongo. Mungkin si Epik kira wudhu’ kayak balon ya. Meletus satu, masih bisa pakai yang satunya. Ada-ada aja nih bocah.
            Dan ngomongin masalah pesantren nih, gue hidup di pesantren selama 6 tahun sama kayak Dzawin. Bedanya, gue gak pernah tawuran pakai sarung, cuma pakai jilbab yang ujungnya diikat terus dipenuhin jarum pentul. Hehehe, becanda. (Yang nggak pernah nonton Dzawin pasti nggak paham yang gue maksud) Dipesantren itu, sahabat wanita gue banyak banget, selama 6 tahun gue punya sekitar 6 ribu sahabat wanita yang tinggal dalam lingkaran dinding yang sama. Kebayang kan kalau gue maju jadi caleg? Gak perlu pakai uang biru, uang merah, ataupun beras, gue akan dengan mudahnya lolos ke gedung DPR. Kembali lagi ke masalah sahabat wanita. Menurut pengamatan gue, ketika dua orang wanita atau lebih bertemu, maka topic pembicaraannya 75% tentang pria. Bener kan? Dan gue heran sama followernya Raditya Dika, kata siapa Radit terkenal? Buktinya nih, disekolah, khususnya di kantor, gue adalah satu-satunya guru ‘aneh’. Tahu kenapa? Karena gue satu-satunya follower Raditya Dika di kantor. Pas sama ibu-ibu guru yang lain, gue sebutin namanya Raditya Dika, beliau merespon,
“Siapa itu buk?”
“Radit buk, penulis terkenal, comic juga”
“Yang mana ya? Siapanya Saipul Jamil?”
Nah lho. Gue jadi bingung. Apa hubungannya Radit sama Bang Ipul. Mungkin ibu-ibu ini sering nonton infotainment. Dan wajah Bang Ipul yang keluar tiap pagi di layar kaca. Sedangkan Radit? Dia sibuk menulis, menyutradarai film, bikin materi stand up comedy, jadi presenter, dan sibuk ngurusin bisnisnya. Inilah yang namanya Entertainer Hebat. Setuju?
            Dan wanita itu kan sukanya ngomongin pria. Begitupun dengan gue dan sahabat gue. Dan hal favorit yang paling sering diomongin adalah ‘pria masa depan’. Pernah nih suatu ketika, kita bahas hal ini.
“Kalau jodoh gue, sekarang pasti lagi di Mesir. Kayak Fahri ayat-ayat cinta gitu. Sholeh dan jebolan Al Azhar, tipe gue banget.” Ujar si A
“Kalau jodoh gue pasti lagi sibuk ngurusin bisnisnya yang ada dimana-mana. Secara kan dia copy pastenya Chairul Tanjung.” Balas si B
“Kalau jodoh gue nih, pasti lagi di Istana Negara. Kan Pak Jokowi camer gue” Kata si C
“Parah loe, Kaesang kan masih SMP” gue juga ikut bersuara
“Yah sama si sulung kale…” si C mulai sewot
“Haduh. Kalian itu harus sebaik Aisyah buat dapetin Fahri. Harus sehebat Ibu Anita Ratnasari untuk mendampingi pria sehebat Bapak Chairul Tanjung. Dan… Si Sulung masih jomblo ya?”
Selamat malam. Gue Atiya. Wassalam.
(Maaf banyak kesalahan, karena ini pertama kali belajar menulis materi Stand Up Comedy #belajar)

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes