MENU

Teori Kehidupan

           
Beginilah hidup, ada hitam ada putih, ada siang ada malam, ada senyum ada airmata, ada langit ada bumi, ada cinta ada benci, dan ada yang datang ada yang pergi. Kita semua paham teori kehidupan, bahwa hidup akan berjalan seperti roda, kadang diatas dan kadang dibawah. Tapi kita tak pernah bisa mempraktekkannya untuk bersabar atas roda kehidupan kita sendiri yang berubah-ubah. Kita selalu menginginkan hidup yang tak seperti roda, jika diatas maka seterusnya diatas. Kita sering menyalahkan orang lain ketika roda itu benar-benar berputar. Jangankan bersyukur, kita hanya bertanya “Kenapa ini terjadi padaku?”
            Teori tentang kehidupan lainnya mengatakan bahwa perbuatan jahat akan dibalas dengan keburukan dan perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan. Namun, kita masih tetap saja berbuat jahat pada manusia yang lain. Padahal kita memahami teori sebab-akibat, tapi kita hanya paham tanpa mampu mengaplikasikannya. Kita sudah terlalu tahu tentang teori ini, tapi pada kehidupan, kita selalu mengingkari bahwa balasan itu sesuai dengan apa yang kita lakukan.
            Teori lain menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social, yang saling berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lain. Yang berarti untuk meminta tolong dan memberi pertolongan. Kita sudah hafal teori ini diluar kepala. Namun kita masih buta dalam hal pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita malah berusaha untuk menjadi makhluk social secara tidak utuh. Menutup telinga, membungkam suara, menutup pintu gerbang, mengatupkan mata, dengan sengaja saat manusia lain membutuhkan pertolongan kita. Baik itu dari segi materi, tenaga, ataupun waktu. Dalam porsi sedikit ataupun banyak.
            Teori, ‘susah dahulu, senang kemudian’ yang berarti bahwa hasil akan diperoleh setelah ada usaha, juga begitu kita hafal. Benar bukan? Tapi kita masih saja mengoleksi rencana dan mimpi yang harus kita capai, namun kita hanya duduk santai dan malas-malasan menunggu keajaiban agar target itu tercapai segera. Mustahil. Jika kita sudah tahu teori ini, kenapa tidak kita praktekkan saja. Ditahap inilah yang susah; praktek. Yang manusia inginkan pada umumnya hanyalah senangnya saja (tidak mau susahnya) alias hasilnya saja (tidak mau usahanya). Repot.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes