Guru Berhati Emas di SMK Negeri 4 Jember


“Selama ini, biaya sekolah saya dibantu oleh Bu X. Alhamdulillah saya bisa melanjutkan pendidikan menengah atas hingga detik ini” ujar salah seorang siswa yang ku kenal, panggil saja Fulan.

Ternyata selama ini, Bu X diam-diam membantu siswa yatim piatu seperti si Fulan. Aku berdecak kagum, karena tidak banyak orang yang tahu. Secara sembunyi-sembunyi Bu X melakukan kebaikan luar biasa. Bagiku pribadi, membantu orang lain baik berupa materi maupun non-materi, sudah sangat biasa, siapapun bisa melakukannya. Setiap hari aku hampir melihat banyak orang melakukan kebaikan. Namun yang tidak biasa adalah melakukan kebaikan secara diam-diam, khawatir ada perasaan bangga yang lantas bermetamorfosis menjadi ‘kesombongan’. Salut untuk Bu X. Dua jempol untuk beliau pun rasanya tak cukup. Tak berlebihan kiranya jika aku sebut beliau sebagai ‘guru berhati emas’.

Membantu anak yatim seperti yang dilakukan Bu X, menjadi pengetahuan mendasar yang diketahui umat Muslim. Semua tahu. Namun sedikit yang memahami. Padahal, sudah tertera di dalam Al Qur’an: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (dihari) orang-orang bermuka masam penuh kesakitan. Maka Alloh memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra.” [Al-Insan : 8-12]

Dan jika kita ingin mengcopy-paste kebaikan yang dilakukan Bu X, kita bisa melakukan hal dibawah ini, yaitu cara berbuat baik kepada anak yatim:
  1. Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
  2. Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.
  3. Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseorang ingin menyekolahkan anaknya.
  4. Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.
  5. Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka bersikap lemah-lembut dalam mendidiknya.
  6. Bertakwa kepada Allah dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta kekayaan. Jangan sampai hartanya di habiskan karena menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak meminta hartanya kembali. Sebaliknya, hartanya harus di jaga, sehinga ketika ia telah dewasa, harta tersebut dikembalikan kepadanya.
  7. Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh zakat.
Menutup tulisan ini, semoga kita bisa meniru kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, termasuk Bu X. Dan semoga Bu X diberi umur yang panjang (agar kebaikannya bisa turut berlangsung lama), kesehatan lahir batin, dimudahkan ditambahkan rizkinya, dan bahagia dunia akhirat. 

*Terima kasih yang sudah mengamini*

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes