Setahun Bersamamu, Abi
Tepat satu tahun usia pernikahan kita, abi.
Malu rasanya, baru seumur jagung tapi sudah umi siarkan. Tapi tak mengapa kan bi? Mungkin ada hikmah dibalik tulisan ini.
Satu tahun bersama abi.
Abi dengan sabarnya rutin mengantar umi ke kamar mandi tengah malam.
Abi membangunkan umi dari tidur dengan sikap yang lemah lembut.
Abi membenarkan umi ketika salah dengan teguran dan penjelasan yang tidak menyakitkan hati.
Abi selalu memuji hasil masakan umi, yang terkadang rasanya ambigu.
Abi mengingatkan apa yang harus umi lakukan atau apa yang harus umi bawa.
Abi dengan khidmat mendengarkan segala kecerewetan umi tentang banyak hal, politik, pendidikan, hiburan, dan lainnya.
Abi selalu mengantar dan menjemput umi ke tempat kerja tanpa keluhan.
Abi rela dan ikhlas menunggu, kepanasan, kehujanan, demi kepentingan umi.
Abi selalu meladeni umi jika berdiskusi panjang lebar tentang sesuatu, tanpa lelah terus menjawab pertanyaan yang umi ajukan.
Abi selalu bersikap baik dan sopan pada umi setiap saat dan setiap waktu.
Dan...
Abi bisa menjadi pelawak
Abi bisa menjadi perawat
Abi bisa menjadi psikolog
Abi bisa menjadi motivator
Abi bisa menjadi ustadz
Abi bisa menjadi guru
Abi bisa menjadi koki
Abi bisa menjadi tukang cat
Abi bisa menjadi tukang lampu
Abi bisa menjadi tukang air
Komplit. Satu paket yang didambakan umi dulu.
Satu tahun yang terasa satu hari ya bi?
Semoga ada hari jadi ke-2, ..., 10, ..., 25, ..., 50, dst.
Aamiin.
Tetaplah menjadi imam keluarga yang baik bagi umi dan dedek. Yang lisan dan tangannya tak pernah menyakiti. Tetaplah begitu.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment