Home inspiratif Guru Yang Layak Di Kick Andy
Guru Yang Layak Di Kick Andy
Atiya Fauzan April 05, 2016 0
Baiklah semuanya, siapapun yang membaca ini, keluargaku, suamiku, rekanku, fansku, presidenku, produser TV, tim kreatif TV, sutradara, artis, anak didikku, pembaca setia blogku di Malaysia, Amerika, Rusia, India, Uni Emirat Arab, de el el. Aku murni hanya ingin bercerita sebagai blogger yang tidak bisa berbohong dalam tulisan.
(Oke, aku mulai)
Selain aktif menulis, aku juga aktif mengajar di SMK Negeri 4 Jember. Sekolah yang terletak di jantung kota Jember dengan 5 jurusan luar biasa (Broadcasting, Multimedia, Tata Niaga, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi).
Di tempatku bekerja tersebut, ada salah seorang guru yang special hingga aku ingin menceritakannya pada dunia, agar bisa menginspirasi guru yang lain dan menginspirasi lebih banyak orang lagi.
Namanya Ibu Wiwin, wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Versiku, beliau adalah atasan yang ‘jempol’. Bukan karena beliau tersenyum 24 jam tanpa henti dan bukan pula karena beliau bersuara lemah lembut. Sama sekali bukan! Beliau pernah memasang wajah marah dan masam, dan beliau juga pernah mengeluarkan suara dengan nada tinggi. Dan memang begitulah seharusnya. Beliau manusia dan wanita biasa, jadi wajar jika memiliki emosi.
Dan, specialnya adalah beliau paham betul perihal penempatan emosi. Mendapati kesalahan yang dilakukan oleh kami (rekan-rekan guru yang lain), beliau tidak lantas marah dan mengeluarkan sikap/ kata negatif seperti kebanyakan orang. Justru beliau meminta klarifikasi pada yang bersangkutan tentang fakta yang terjadi. Jika kesalahan itu semu, beliau meminta maaf. Jika kesalahan itu benar adanya, beliau akan menegur dan menasehati secara diam-diam dan baik-baik sehingga tidak menyinggung perasaan si tersangka. I like it.
Dan, pernahkah kalian dielus lembut oleh atasan? Aku pernah. Dalam sebuah kesempatan, sebab kesalahan yang tidak aku perbuat, beliau memintaku untuk memberikan klarifikasi. Ternyata hanya kesalahpahaman. Beliau mengelus telapak tanganku lembut. Meminta maaf. Ah, sedikit pun aku tidak bisa emosi.
Dan, suatu hari dalam mood yang super jelek (maklum siklus bulanan wanita) aku tetap bekerja. Karena badan kurang enakan, aku cemberut sepanjang waktu. Namun, saat aku berpapasan dengan beliau di koridor sekolah, dengan sadar aku menampakkan wajah yang datar. Reaksi beliau? Beliau membalasnya dengan senyuman indah dan menawan. Alhasil, aku pun larut dalam senyuman anggun tersebut dan turut tersenyum lantas aku kembali bersemangat menjalani aktifitas hari itu. Luar biasa.
Dan, beliau adalah guru yang berhati dermawan. Bagaimana tidak, beliau rutin membantu siswanya yang berstatus ‘yatim’ dalam hal biaya pendidikan. Beberapa kali aku menceritakannya di Istana Tulisan, namun aku tidak pernah menyebutkan nama beliau. Selama ini, beliau diam-diam membantu siswanya yang yatim piatu. Aku berdecak kagum, karena tidak banyak orang yang tahu. Secara sembunyi-sembunyi beliau melakukan kebaikan luar biasa. Bagiku pribadi, membantu orang lain baik berupa materi maupun non-materi, sudah sangat biasa, siapapun bisa melakukannya. Setiap hari aku hampir melihat banyak orang melakukan kebaikan. Namun yang tidak biasa adalah melakukan kebaikan secara diam-diam, khawatir ada perasaan bangga yang lantas bermetamorfosis menjadi ‘kesombongan’. Salut untuk Bu Wiwin. Dua jempol untuk beliau pun rasanya tak cukup. Tak berlebihan kiranya jika aku menceritakan ini pada semua.
Membantu anak yatim seperti yang dilakukan Bu Wiwin, menjadi pengetahuan mendasar yang diketahui umat Muslim. Semua tahu. Namun sedikit yang memahami.
Semoga coretan tanganku ini bermanfaat, menginspirasi, dan berkah. Aamiin.
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment