Bahaya Sikap Tidak Adil


Adil? Kata yang satu ini dikenal melekat dengan QS. An-Nisa. Yap! Tentang poligami. Dimana seorang pria boleh memiliki istri lebih dari satu asalkan mampu berlaku adil. Tapi nih guys, bukan masalah poligami yang ingin aku bahas kali ini. Adil. Hanya tentang adil.

Adil menurut versi pemahamanku pribadi (@atiyafauzan) adalah, perilaku seseorang yang memberikan hak yang sama pada tanggung jawab yang sama pula. Inget lho, keduanya harus sama, antara hak dan tanggung jawabnya. S-A-M-A.


Maksudnya begini, tanggung jawab yang sama artinya kedudukan seseorang dalam kehidupan kita. Apakah dia sebagai bawahan, adik, suami/istri, atau anak? Semisal, jika kita berposisi sebagai suami, maka kita harus memberikan hak yang sama pada istri dan istri. Jika kita sebagai atasan, maka harus memberikan hak yang sama pada bawahan yang setingkat (yang sama). Jika kita sebagai orang tua, maka harus memberikan hak yang sama pada anak dan anak. Itulah tanggung jawab yang sama dengan hak yang sama. Bukannya hak yang sama pada istri dan anak (bahaya guys, itu tanggung jawab yang berbeda, jadi haknya jug harus dibedakan ya...)

Begitu pun untuk para pemimpin. Jangan suka pilah-pilih bawahan atau rakyat. Kan dalam tanggung jawab yang sama maka haknya pun harus disamakan. Kalau dibedakan, itulah yang bernama ‘tidak adil’. Mau mampir ke neraka lebih lama? Padahal 1 hari di neraka sama dengan 1 tahun di dunia. Kebayangkan kalau kita menjadi orang yang tidak adil, akan mampir berapa lama? Berapa dosanya?

Di dunia mah boleh ketawa-ketiwi, cengengesan, sok bahagia, de el el. Tapi ingat, akhirat bro... akhirat sist...

Belum lagi korban dari ketidakadilan yang kita lakukan, sudah termasuk dalam orang-orang yang didzalimi. Bayangin deh, kalau kita jadi orang yang tidak adil alias dzalim (naudzubillah yah guys). Bukan hanya akhirat yang suram, dunia pun juga, kan do’anya orang-orang yang didzalimi termasuk dalam do’a yang mustajab.

Nah lho, kalau si korban kecewa/ merasa tidak diperlakukan secara adil, hati-hati nuraninya berbisik (semoga tidak). Boleh sih kehidupan kita bahagia alias non-adzab, tapi bagaimana dengan anak-anak kita? Mau lihat anak merana dunia akhirat? Perilaku atau amal kebaikan dan keburukan orang tua juga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan dan kebahagiaan anak di dunia dan akhirat.

So, para suami, para orang tua, para pemimpin, para atasan, jangan lupa berlaku adil ya???

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes