Seribu Rupiah-pun, Itu Tetap Korupsi, Itu Tetap Uang Haram


Orang yang mengerti tahu apa itu uang haram dan tahu bagaimana dampaknya bagi kehidupannya sendiri maupun kehidupan anak keturunannnya di masa depan. Karena yang mengerti mampu mengendalikan nafsu jahatnya. Yang mengerti, juga mengerti ayat di bawah ini: “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” ( Ali Imran : 161 )

Orang yang memiliki iman, untuk uang seribu rupiah-pun akan mampu membuat tidurnya tak nyenyak dan makannya tak enak. Ia sudah percaya pada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Utusan Allah, Kiamat, dan Qada dan Qadar. Semua itu membuat ia memahami bagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah (Ayat 188) "Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui."

Orang yang memiliki hati, tidak akan pernah merampas hak orang lain dan memakan yang bukan hak-nya. Ia akan berpikir ribuan kali lipat untuk segepok uang haram. karena semua itu behubungan dengan ibadahnya, kebahagiaan dunianya, kebahagiaan akhiratnya, dan kehidupan orang yang dicintainya. Karena hatinya mampu meresapi ayat berikut, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (Al Anfal : 27)

Orang yang berakal, tidak pernah sengaja memilih dosa dan tidak pernah sengaja pula memilih jalan ke neraka. Karena ia mampu berpikir bahwa sebab yang buruk akan berakibat buruk pula, tidak di dunia yah di akhirat. Dan tentu, yang berakal mampu berpikir bahwa yang harus dilakukannya adalah sebab-sebab yang baik, yang akan mendatangkan akibat yang baik pula. Yang berakal mampu memikirkan ayat berikut “Pencuri laki-laki dan pencuri perempuan potonglah tangan keduanya, sebagai balasan bagi pekerjaan keduanya, sebagai balasan dari Allah dan Allah Maha Gagah lagi Maha Bijaksana”. ( QS. Al-Maidah : 38 )

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes