Kutipan Cerpen 'Tetap Dalam Jiwa'


Assalamu’alaikum cantik. Bagaimana kabar bidan cantikku hari ini? Banyak pasien? Sibuk? Lelah? Semangat yah !!! ^_^

Sebuah pesan singkat itu mampu membuatku senyum sendiri disiang yang padat. Hiruk pikuk pasien di puskesmas tempatku bekerja rasanya selalu bertambah setiap jam. Melelahkan memang, tapi hanya inilah bukti pengabdianku untuk manusia lainnya, tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain membantu orang-orang sakit yang ingin kembali sehat. Kemampuan dan kesempatan ini, aku syukuri dengan memaksimalkannya untuk menghadirkan lebih banyak lagi senyum yang ada.

11.30 WIB, aku istirahat sejenak setelah menangani anak kecil yang keracunan jajanan cilok. Menghela nafas dan kembali membaca pesan yang dikirim oleh calon imam hidupku, Mas Arai. Aku kembali tersenyum. Meski aku tidak pernah membalas pesan lebay-nya, Mas Arai tetap mengirim pesan sejenis. Meski secara langsung aku katakan ‘jangan lakukan’, Mas Arai tetap menuliskan hal senada. Meski sudah aku jelaskan tentang akibat dari pesan demikian, Mas Arai terus merasa lupa. Dan, akhir-akhir ini aku hanya meresponnya dengan diam.

Tidak banyak memang waktu yang kami habiskan bersama, tapi masalah hati bukan lagi masalah seberapa sering mengobrol satu sama lain dan seberapa sering bertatap muka. Hati berbicara tentang kecocokan jiwa, kecocokan visi, kecocokan komitmen, dan tentu kecocokan tujuan. Meski kami berbeda, berbeda pemikiran, berbeda sifat, berbeda hobi, berbeda kebiasaan, dan perbedaan lainnya, hati selalu saja bisa memakluminya.

***bersambung***

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes