Home inspiratif Jangan Terlalu Mencintainya
Jangan Terlalu Mencintainya
Atiya Fauzan August 01, 2015 0
Hai girls, sesuai dengan judul ini, gue cuma ingin berpesan ‘jangan terlalu mencintainya’. Bukan karena gue sebagai apa atau lebih apa, tapi karena kita sama-sama wanita, itu aja, nggak lebih. Jadi gue tujukan kalimat-kalimat selanjutnya untuk kaum hawa (kaum adam boleh baca juga kok). Kenapa? Karena gue begitu memahami dan mengerti wanita yang mendominankan ‘perasaan’ dibanding ‘logika’ (Kan gue juga wanita). Dan juga, gue memiliki ratusan sahabat wanita yang mayoritas memiliki kasus yang akan gue bahas kali ini. So, gue akan mengawalinya dengan pesan yang sama, jangan terlalu mencintainya.
Buat kalian girls yang sedang menjalani proses pertemanan dengan satu kaum adam ‘special’ dimata kalian atau bahkan kalian yang sedang ta’arufan dengan pria ‘special’ dimata kalian juga, coba deh cek perasaan kalian, kebiasaan kalian, dan hati kalian. Ada yang berbeda kan? Yap! Ada yang salah kan? Yap! Kalian mulai melibatkan dan merepotkan ‘dia’ ke dalam kehidupan kalian masing-masing. Perlahan kalian mulai memiliki rasa ‘ketergantungan’ dengan dia yang semakin hari semakin baik pada kalian. Betul nggak? Yang biasanya nih, kalian ‘tergantung’ dengan Mama kalian masing-masing, sekarang jadi berubah. Dulunya, sedikit-sedikit Mama, ada banjir lapor Mama, ada gempa lapor Mama, sakit lapor Mama, jatuh lapor Mama, menang ini itu lapor Mama, iya kan? Tapi sejak ada orang special dihati kalian, entah kenapa kalian juga laporan (baca: cerita) pada ‘dia’, pria kalian masing-masing (entah sekedar teman/ teman ta’aruf). Betul kan?
Nah lho, kalau begitu ceritanya bisa bahaya. Jika kalian sejenak diam, akan muncul ketakutan dan kekhawatiran bahwa kalian akan terlalu mencintainya pada akhirnya. Jangan dituruti. Terlalu mencintainya itu bahaya. Kalian tahu kan kenapa Juliet menenggak racun, kenapa Laila menjadi ‘majnun’, dan kenapa pula Hayati tidak bisa mengabdi sepenuhnya pada sang suami? Hanya ada satu jawaban. Mereka semua terlalu mencintai ‘prianya’. Maka saat harapan tidak sesuai kenyataan, mereka tidak bisa menerimanya dengan keikhlasan. Alhasil, begitu deh jadinya. Mereka dirugikan.
Kalian kan tidak pernah tahu seperti apa ke depannya, dan seperti apa pula cerita yang kalian miliki masing-masing. Semua masih menjadi rahasia hingga waktu yang menjawabnya. Setidaknya nih, jika ada yang ‘pergi’ diantara kalian (tidak berjodoh), nantinya tidak ada yang sakit dan menangis sedih. Setidaknya kalian cukup melambaikan tangan sembari tersenyum, mengikhlaskan. Indah bukan? Dan pada akhirnya tidak ada istilah ‘menyakiti’ dan ‘disakiti’. Apapun yang terjadi esok, sesuai atau tidak antara harapan dan kenyataan, kalian akan tetap bersaudara dengan ‘pria’ special tersebut, bukan malah menganggap tidak saling kenal atau bahkan sampai bermusuhan.
Nah, untuk mencegah (lebih baik mencegah daripada mengobati) perasaan ‘terlalu’ tersebut selama proses pertemanan/ ta’arufan, cobalah menghindarinya hingga kalian bisa mengontrol perasaan kalian kembali. Jangan balas pesannya, jangan terima panggilannya, hindari sosoknya, cueki akun sosial medianya, de el el, yang intinya ‘memberi jarak’. Karena jangan sampai kalian tidak bisa mengontrol perasaan sendiri lho, terlalu mencintainya atau terlalu merindukannya. Jangan ya? Kalian bukan siapa-siapa baginya begitupun dia bukan siapa-siapa bagi kalian. Jangan sampai deh seperti Juliet, Laila, atau Hayati.
Dan jika kalian sudah menganggap bisa mengontrol ‘perasaan’ itu lagi, silahkan lanjutkan pertemanan/ ta’arufan kalian. Silahkan mengenal lebih dalam. Kembali ke awal. Lebih asyik begitu kan? Karena manusia tidak pernah tahu episode selanjutnya dari kehidupannya, belum tentu ‘dia’ jodoh kalian. Khawatirnya nih, jika pada akhirnya ternyata kalian memiliki jalan masing-masing yang berbeda dengan ‘pria’ kalian masing-masing (tidak berjodoh), kalian bisa melaluinya dengan nyaman dan bahagia. Tanpa terbebani apapun dimasa lalu. Dan sepenuhnya masing-masing dari kalian bisa mengabdikan diri untuk ‘seseorang’ yang sudah Allah pilihkan. Setuju? Kasihan kan jodoh kalian, kalau tidak menerima ‘cinta seutuhnya dan sepenuhnya’ dari kalian. Tapi, jika cerita kehidupan kalian sesuai dengan harapan masing-masing (berjodoh), yah Alhamdulillah. Kalian dan ‘pria’ tersebut tetap bisa melaluinya dengan cara yang sama pula, nyaman dan bahagia.
Oke girls, mengakhiri tulisan ini, gue akan tetap memberi pesan yang sama, “jangan terlalu mencintainya.”
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment