Wanita Salah Apa?

Hai girls, pernah menerima pesan seperti berikut: (Entah melalui SMS, BBM, WhatsApp, dan lainnya)

“Selamat sahur ya. Menu apa pagi ini?”
“Selamat berpuasa, semoga dimudahkan segalanya ya.”
“Selamat beraktifitas. Kerjamu, ibadahmu. Semangat !!!”
“Selamat berbuka puasa, semoga puasa kita hari ini sempurna.”
“Selamat menunaikan ibadah sholat tarawih.”

Wanita Salah Apa?


Disetiap harinya dan dari orang yang sama. Jika pesan-pesan itu dari sesama sahabat wanita, mungkin tidak ada masalah ya… Nah, yang bermasalah adalah ketika pesan itu kita terima dari salah seorang kaum adam. Semua wanita di dunia ini pasti pernah mengalaminya, tiba-tiba di akhir disalahkan atas apa yang wanita sendiri tidak mengerti. Oke, hal yang satu ini akan aku bahas di paragraf selanjutnya. Tetap simak ya.

Ketika pesan-pesan itu datang menyerbu gadget kita (baca: wanita) apa yang harus kita (*sekali lagi* baca: wanita) lakukan? Tidak membalas, dia kawan kita. Membalas, dia menyalahpahami kita. Disinilah terjadi perasaan serba salah, begini salah dan begitu salah. Jika sekedar membaca tanpa membalasnya, akan ada komentar miring “si Z itu sombong ya. Sekalipun pesanku tidak pernah dibalas. Kayak hidup sendirian aja di dunia” dan jika membalas pesan tersebut, pada akhirnya kita sebagai wanita akan terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan, antara mencoba menjadi kawan yang baik atau pemberi harapan palsu. Nah lho? Apa hubungannya antara membalas pesan dengan membalas perasaan, pesan ya pesan, dan perasaan ya perasaan. Membalas pesan tidak membalas perasaan, ujung-ujungnya mendapatkan gelar ‘tukang PHP’. Nah lho? Wanita salah apa coba?

Para kaum adam yang merasakan sakitnya ditolak, La Tahzan dan jangan salahkan wanita ya. Tidak perlu marah-marah yang berserakan di dunia maya atau di dunia nyata. Yang awalnya kalian (baca: pria) memuji dan mencintai si wanita, dan ketika berakhir tidak bahagia, kalian malah menginanya habis-habisan. Wanita kan jadi serba salah, tidak ada satu pun seorang wanita yang ingin menyakiti seseorang yang lain, sekecil apapun. Wanita hanya memilih pria terbaik untuknya. Bukan lantas kalian tidak baik. Kalian lebih baik dan bahkan lebih sempurna, tapi untuk wanita yang lainnya, bukan untuk wanita yang telah menolak kalian yang telah kalian salahkan.

Wanita salah apa coba? Ketika memilih diam dan menggelengkan kepala. Menyakiti? Melukai? Tidak. Manusia sendirilah yang membuat sakit dan luka itu ada. Jika kita menjadi manusia yang mampu mengendalikan hati, mengendalikan nafsu, maka apapun yang terjadi, hati kita tetap utuh tanpa tergores sedikitpun. So, berhentilah menyalahkan wanita atas apa yang wanita sendiri tidak mengerti. Setuju bukan jika wanita tidak salah dalam hal ini? (Para wanita-wanita pasti berseru "Setujuuuuuu")

***Terima kasih Sahabat Istana Tulisan yang memberi kritik membangun, insya Allah nge-blognya istiqomah lagi (kecuali liburan ya...) Maaf untuk kemarin sempat off, terima kasih diingatkan. Dan untuk yang bertanya kelanjutan CERBUNG I'M WAITING FOR YOU, insya Allah setelah lebaran ya... Maaf dan terima kasih. Salam. -Atiya Fauzan-

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes