Home my idol Kumpulan Kalimat Bijak Darwis Tere Liye
Kumpulan Kalimat Bijak Darwis Tere Liye
Atiya Fauzan July 08, 2015 0
Darwis Tere Liye dan keluarga |
My dear anggota page yang perempuan, kalian berhak memasukkan syarat calon suami: tidak merokok. Begitu juga buat yg cowok, sama berhaknya memasukkan syarat calon isteri: tidak merokok.
Jangan ragu dengan prinsip ini, kalau dia benar2 cinta, dia akan berhenti dari kebiasaan buruk tersebut. Jelas sekali, merokok adalah perbuatan mubazir, merusak diri, bahkan ketika esok lusa di rumah ada bayi, anak2, lebih serius lagi dampaknya.
*Tere Liye
Cinta, perasaan suka, dan sejenisnya, memiliki begitu banyak pintu untuk datang. Kita, umumnya, lebih sering menggunakan 'pintu mata'.
Tetapi orang2 yg paham, selalu menggunakan 'pintu hati' dalam bentuk cinta, rasa suka manapun.
*Tere Liye, buku "Berjuta Rasanya" & "Sepotong Hati yg Baru"
"Buat apa kau memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, buat apa kau mencemaskan apa yang akan dinilai orang lain"
*Tere liye, novel "Bidadari-Bidadari Surga"
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”
*Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'
“Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu."
*Novel "RINDU", Tere Liye
“Dia membenciku? Entahlah. Tak mungkin orang membenci tapi masih rajin bertanya. Atau memang ada jenis benci baru?"
*Tere Liye, novel "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin"
"Tidak ada niat baik yang boleh dicapai dengan cara buruk, dan sebaliknya tidak ada niat buruk yang berubah baik meski dilakukan dengan cara-cara baik."
*Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu", Tere Liye
“Anak laki-laki yang baik tidak pernah meneriaki wanita apalagi membuatnya sedih dan tersakiti.”
*Tere Liye, novel ‘Ayahku (bukan) Pembohong’
Tidak semua perlu kita umumkan di dunia maya. Beberapa cukup disimpan dalam hati.
*Tere Liye
"Perasaan sayang yang berlebihan, esok lusa justeru bisa menghasilkan kebencian tak terhingga."
*Tere Liye
“Karena kau harus tahu, air mata dari seseorang yang tulus hatinya, justeru adalah bukti betapa kuat dan kokoh hidupnya. Tidak ada yang keliru dengan tangisan."
*Novel "AMELIA", Tere Liye,
Diamnya jauh lebih menyakitkan dibandingkan marahnya. Aku lebih baik dimarahi karena bertanya banyak hal kepadanya, dibandingkan tatapan kosong.
*Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'
Sssttt....
Orang yang beneran cinta sama kita, nembak bilang "i love u"-nya nggak sendirian. Dia datang serombongan, bareng keluarga besar.
*Tere Liye
"Kisah-kisah cinta di dalam buku, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.”
“Dengan meyakini itu, maka tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama."
*Tere Liye, Novel "RINDU"
Jika kita mencari seseorang yang sempurna, maka sampai kiamat, kita tidak akan memperolehnya.
Lebih baik fokus kepada: apakah seseorang itu mau terus memperbaiki dirinya, dan bisa memberikan bukti kongkret dia memang melakukannya.
*Tere Liye
Jika seseorang itu memang sungguh2 ingin tinggal, maka dia akan selalu punya alasan, meskipun sudah beribu gagal. Dia akan menemukan alasan baik berikutnya.
Tapi sebaliknya, jika seseorang itu memang sudah ingin pergi, seribu alasan baik pun tidak akan berguna lagi. Dia tetap akan pergi.
*Tere Liye
Di dunia ini, ada orang-orang yang memilih pergi, ada yang memutuskan tinggal.
Ada orang-orang yang melupakan, ada yang memilih mengingat.
Ada orang-orang yang menyayangi, pun ada yang tidak peduli lagi.
Maka, fokuslah pada yang tinggal, mengingat dan menyayangi. Bukan yang pergi, melupakan dan tidak peduli. Jangan dibalik, agar kita senantiasa bahagia.
*Tere Liye
Telat itu kalau kita ada janji, lantas datang terlambat. Telat jadinya.
Maka, jelas tdk ada itu 'telat menikah'. Lah, memangnya kita janji dgn siapa? Jika belum datang jodohnya terus bersabar. Tdk akan rugi orang2 yg bersabar.
Lagipula, menikah itu bukan lomba cepat2an. Kalau menikah itu harus dianalogikan dengan lomba, maka dia justeru lomba lama2an. Siapa paling lama, awet, langgeng, bahagia dunia akherat itu baru menang.
*Tere Liye
Kebanyakan orang, dalam urusan menaklukkan cinta, memilih amunisi: dandan paling tampan/cantik, kenakan baju paling bagus, bawa kendaraan paling oke, bergaya begitu keren, bicara penuh bunga, dan sejenisnya dan sebagainya.
Tetapi dalam ilmu urusan cinta sejati, amunisi paling sakti justeru adalah: sabar. Itu sungguh lebih mujarab untuk menaklukkan cinta terbaik.
*Tere Liye
"Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya. Tak ada yang tahu, bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada seorang wanita terabsurd sekalipun."
*Tere Liye, Novel "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin"
“Itu benar, terkadang bagi pasangan yang saling mencintai, kepergian salah satunya bisa berarti kehilangan separuh jiwa—termasuk kehilangan separuh kesegaran fisik.”
*Tere Liye. Novel “Ayahku Bukan Pembohong”
“Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat”
*Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong
"Oh dear, jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi 'hadiah' yang hebat untuk orang-orang yang bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar."
*Tere Liye
Dimana2 tentu saja orang akan jatuh cinta ke orang yang tampil baik, keren, punya uang, pekerjaan, masa depan. Punya segala2nya. Situasi aman sentosa. Semua serba indah dan mudah.
Tapi sesungguhnya, perasaan diuji ketika situasi menjadi sulit dan rumit. Ketika kita bangkrut, dipecat dari pekerjaan, atau kecelakaan yang mengambil tampilan fisik, ketika sakit berkepanjangan. Saat situasi menjadi buruk dan sesak, dan kalimat2 cinta tidak bisa dimakan atau bisa membayar tagihan2.
Ketika itulah kita tahu persis siapa yang sebenarnya mencintai kita. Siapa yang tetap berdiri di sebelah kita.
*Tere Liye
Siapa yang meletakkan cintanya hanya di mata, maka hanya sampai disanalah awal dan akhir semua kisah.
Siapa yang meletakkan cintanya hanya di kaki dan tangan, maka juga hanya disanalah tempat terjauh yang bisa digapai.
Tapi barangsiapa yang meletakkan cintanya di hati, mematuhi aturan main dan senantiasa bersabar, maka dari sanalah semua kisah akan mekar bercahaya, wangi memesona.
*Tere Liye
Saat kita memutuskan untuk memaafkan orang lain, bukan semata2 karena orang tersebut layak untuk dimaafkan. Melainkan kita selalu layak untuk memiliki kedamaian/ketenangan di dalam hati.
Memaafkan itu dekat sekali dengan damai.
Memaafkan itu dekat sekali dengan damai.
*Novel RINDU, Tere Liye
“Urusan ini sebenarnya amat sederhana. Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu hari ia juga akan pergi karena alasan fisik tersebut.
Seseorang yang menyukaimu karena materi, maka suatu hari ia juga akan pergi karena materi.
Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi! Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.”
*Tere Liye, buku "Berjuta Rasanya"
“Aku harus segera menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Berat sekali melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”
*Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"
"Karena kita mau menerima atau menolaknya, dia tetap terjadi.
Takdir tidak pernah bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak suka.
Takdir bahkan basa-basi menyapa pun tidak. Tidak peduli.
Nah, kabar baiknya, karena kita tidak bisa mengendalikannya, bukan berarti kita jadi mahkluk tidak berdaya, kita tetap bisa mengendalikan diri sendiri bagaimana menyikapinya. Apakah bersedia menerimanya, atau mendustakannya.”
*Tere Liye, novel "RINDU"
"Apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.
Apalah arti kehilangan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.
Apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?”
*Tere Liye, Novel "RINDU"
Hanya orang2 kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu. Meski sakit hati, menangis, marah2, sebal, sekali pada akhirnya bisa tulus melepaskan, dia sudah berhasil menaklukkan diri sendiri.
*Tere Liye
Bodoh itu bukan karena seseorang lambat disuruh belajar. Bodoh itu saat seseorang mengetahu sebuah kebenaran, melihat sebuah kebenaran dengan nyata, tapi tetap saja memilih percaya pada dusta--agar senang hatinya.
Nasehat ini konteksnya luas dan dalam sekali. Bisa diterapkan dalam banyak kasus. Sekali kita dalam posisi tersebut, maka ketahuilah, kita membiarkan diri kita "bodoh".
*Tere Liye
Hidup ini kadang tidak berjalan sesuai keinginan kita. Karena pengemudi hidup kita sejatinya bukan kita sendiri.
Jadi, tidak apa, kalau lagi susah hati, beban menumpuk di pundak, sesak, terperangkap di tengah, mau berteriak marah, nangis. Namanya juga hidup. Bersabarlah, tidak akan rugi orang2 yang bersabar.
*Tere Liye
Tidak ada yang kebetulan di muka bumi. Semua adalah skenario Tuhan, pemilik rencana paling sempurna.
Dengan meyakini semua adalah skenario dari Tuhan, kita bisa menerima kejadian apapun dengan lapang dada sambil terus memperbaiki diri, agar tibalah skenario yang lebih baik lagi.
*Tere Liye
“Kesibukan fisik dapat membantu banyak memutus kesibukan hati memikirkan banyak hal, pikiran yang hanya mengundang kesedihan”
*Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"
Ganteng, cantik, pintar, rajin, saleh, salehah, taat orang tua, aduh sungguh menyenangkan melihat anak muda seperti ini. Di sekolahnya berprestasi, nilai bagus2, bisa masuk sekolah yang dicita2kan. Dan ternyata masih jomblo pula, pandai nian menjaga diri.
*Tere Liye
Tidak semua orang bisa mengerti apa yang kita lakukan, pilihan yang kita buat, atau keputusan yang kita ambil.
Tapi tidak mengapa. Jika kita yakin itu benar, jalani saja dengan yakin, besok lusa akan lebih banyak yang paham.
*Tere Liye
Bagi orang2 yang penuh rasa sabar, apa2 yang dia biarkan pergi, segala sesuatu yang dia lepaskan, ihklas, tulus, maka akan datang pengganti yang lebih baginya.
Selalu begitu. Tidak akan keliru.
*Tere Liye
"Bukan ketika diomeli, dimarahi, dicereweti yang menyakitkan. Itu sih tandanya orang lain masih sayang.
Yang lebih menyakitkan adalah: saat orang lain memutuskan sudah tidak peduli lagi. Ditegur tidak, disapa juga tidak, didiamkan saja. Dianggap tidak ada.”
*Tere Liye
“Tidak semua orang mendapatkan pilihan pertama dalam hidup ini. Tapi kita bisa hidup sama bahagianya dengan mereka, meski hanya mendapatkan pilihan kedua, ketiga, atau bahkan keseratus-satu.”
*Tere Liye, buku "Berjuta Rasanya"
Pembohong itu tidak peduli kepada siapa dia berbohong. Bahkan kepada anak, pasangan, orang tua, dia tetap berbohong. Dilakukan berkali-kali, dan bisa tega memanfaatkan kita.
Hati-hatilah dengan karakter seperti ini. Jauhi. Bukan malah mau saja dibohongi.
*Tere Liye
Tidak ada yang bisa dilupakan, termasuk sekalipun kita memang tidak ingat lagi. Karena boleh jadi, di sisi2 lain, hal tersebut tetap diingat hingga kapanpun.
Jika kita tidak bisa memahaminya dari sisi yang tidak ingat lagi, maka cobalah dari sisi yang hingga kapanpun tetap mengingatnya. Dengan demikian, semoga kita selalu bisa menghormati perasaan-perasaan yang sempat bersinggungan dengan hidup kita.
*Tere Liye
Saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. Boleh jadi kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah.
Saat kita menangis, pun sama, hanya kita yang tahu persis apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang lain hanya melihat luar.
*Novel "RINDU", Tere Liye, beredar luas di toko-toko buku
Kita diperintahkan oleh agama ini untuk memaafkan. Pemaaf adalah ahklak mulia. Memaafkan siapapun yang menyakiti kita. Memaafkan semua kejadian yang menyakitkan.
Tetapi jelas, memberikan kesempatan kedua, adalah sepenuhnya hak kita. Dan itu tidak ada hubungannya dengan tulus atau tidak tulus memaafkan. Dalam situasi tertentu, itu sederhana soal jangan sampai kita jatuh ke lubang yang sama dua kali.
*Tere Liye
Tidak ada teman yang benar2 sempurna. Yang banyak adalah yang nyebelin, ember, suka cerita rahasia ke orang lain, tidak ada saat dibutuhkan, tapi kalau butuh nempel terus. Menghilang kalau kita lagi bokek, tapi selalu muncul di hadapan kalau kita lagi rajin bayarin nonton, ntraktir makan. Yang banyak teman2 seperti itu.
Tetapi bukan berarti kita tidak bisa memiliki teman baik yang sempurna. Itulah gunanya saling mengingatkan, saling memotivasi, berlomba2 dalam kebaikan, dan tulus melihat teman2 sendiri berhasil, sukses. Semakin baik kita berusaha menjadi teman yang baik, maka di sisi lain, juga akan semakin baik kualitas teman2 kita.
*Tere Liye
"Bagi seorang perempuan, jika terpaksa harus memilih, maka lebih baik hidup bersama seseorang yang mencintai kita; dibandingkan dengan seseorang yang kita cintai tapi dia tidak mencintai kita."
*Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"
***Sumber: fanspage resmi DARWIS TERE LIYE (Periode 4 Juli 2015 – 9 Juli 2015)
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment