Pendakian ‘Tersayang’

Atiya Fauzan April 29, 2015 0

Pendakian ‘Tersayang’ - Pernah menonton “Willy Fanny Journey”? Yang belum yuk langsung cek videonya di youtube. Cerita dalam tayangan audio visual tersebut mengisahkan tentang perjalanan pendakian sepasang suami istri untuk mencapai puncak tertinggi Mahameru. Romantis, indah, dan mengharukan.

Itulah kesan yang aku tangkap. Dimana Willy (ayah-panggilan sayang dari Fanny) membuat cerita untuk mengajak seseorang yang paling ia sayang untuk dinner di ranukumbolo, membuatkan coklat hangat untuk seseorang yang paling ia sayang saat matahari terbit, dan mendaki menuju puncak Mahameru bersama seseorang yang paling ia sayang tersebut. Dan ‘seseorang’ itu adalah Fanny (bunda-panggilan sayang dari Willy). Willy membuat cerita yang ia janjikan menjadi nyata, disinilah titik mengharukannya terletak. Kala Fanny menitikkan airmata atas segala perwujudan janji dari suaminya, dan saat suaranya bergetar ketika mengucapkan “Perfect. I love you Ayah”.



Wanita mana yang tidak akan meneteskan airmata ketika melihat momen tersebut. Mengharu biru. Bagaimana Willy membingkai Fanny dalam jepretan kameranya, bagaimana Willy menjaga Fanny, bagaimana Willy menyemangati Fanny, bagaiamana Willy menghibur Fanny, semuanya tersirat dengan jelas dalam proses pendakian menuju puncak Mahameru. Wanita seluruh dunia pun akan meng-irikan apa yang dialami Fanny yang menjadi tokoh utama dalam pendakian tersayang Willy.

Melalui jalanan panjang yang melelahkan, medan sulit yang dipenuhi aneka halangan, dinginnya udara menusuk tulang, semuanya terbayar saat tiba di puncak. Menyaksikan pemandangan yang tidak ada dimanapun selain pada tempat tersebut. Dan mengabadikan momen berharga tersebut dalam bingkai. Aku yakin, setelah melihat Willy Fanny Journey kalian akan terkesima dan semakin menggebu untuk melakukan perjalanan yang sama menuju puncak Mahameru. Aku yakin, kalian akan semakin dan semakin mencintai gunung. Aku yakin, kalian ingin melalui setapak demi setapak langkah yang dijalani Willy Fanny. Apa yang kalian rasakan juga dirasakan oleh yang lainnya, termasuk aku (meski belum pernah mendaki hehehe). Selamat mendaki. (Gunung Indah Tanpa Sampah)