Mama Papa Jaman Sekarang

Mama Papa Jaman Sekarang - Pernah nggak sih mendengar sebutan Mama Papa atau (yang lebih sering aku dengar) Abi Umi? Mungkin, untuk pasangan suami istri hal tersebut sangatlah wajar, malah terdengar harus. Namun, untuk pasangan muda-mudi yang masih SMP, SMA, dan Mahasiswa, yang status hubungannya pun entah harus disebut apa, hal tersebut terdengar menggelikan ditelingaku. Belum sah dimata negara atau agama, uang jajan masih minta orang tua, tapi dengan santainya memanggil diri sendiri Abi atau Umi. Eh, eh, eh Abi atau Umi bukan sekedar panggilan keren-kerenan yah, ada tanggung jawab dan syarat-syarat untuk mendapatkan panggilan tersebut. Tidak sembarangan.

Mama Papa Jaman Sekarang

Yang lebih menggelikan lagi, hingga membuatku prihatin, dan tak tahu harus berkata serta melakukan apa, mereka yang menggunakan panggilan tersebut, melakukan kegiatan Abi Umi yang sebenarnya (bukan sekedar panggilan). Pernah suatu pagi, dihari aku ijin bekerja, aku melihat pasangan Abi Umi itu sarapan bersama. Si Abi mendatangi tempat si Umi dipagi awal orang-orang akan bekerja, sekolah, dan kuliah. Si Umi sudah siap dengan masakannya, nasi putih, sop, dan beberapa potong ikan laut. Aih, pasti ayahnya mengirimi uang setiap bulan bukan untuk memberi makan anak orang lain. (Berpikir). Tertempel di tempat mereka sarapan tersebut sebuah aturan berbunyi, “Bukan Muhrim dilarang duduk berdampingan”. Dan mereka bukan berdampingan, tapi berhadapan. Haduh, itu mah terlihat lebih romantis dari pandangan orang yang lalu lalang, termasuk pandanganku. Haduh.

Hal umum yang biasa dilakukan oleh pasangan Abi Umi ini adalah belanja akhir bulan bersama. Bak pasangan suami istri sesungguhnya, mereka mendorong trolley belanja bersama. Mencari daftar belanja bulanan dan memilihnya dilengkapi konsultasi singkat. Aku yang melihat cuma bisa pasang wajah datar, prihatin. Usia masih muda, jika ia berumur panjang, perjalanannya masih jauh ke depan. Bukannya belajar dan berkarya, malah sibuk main rumah tangga-rumah tanggaan. Aih, belum lagi dilanjutkan makan bareng diluar, cekikikan, suap-suapan. Hadeh. Mama Papa atau Abi Umi jaman sekarang, tingkahnya bikin orang lain beristighfar.

Dari pada main rumah tangga-rumah tanggan, mending main baca-bacaan buku. Yang banyak baca, yang menang. Dan pada akhirnya bisa menjadi bagian dari pemuda/I Indonesia yang membanggakan. Seperti, Hibar Syahrul Gafur (14) siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Bogor yang sukses meraih medali emas dalam kompetisi International Exhibition of Young Investor (IEYI) yang dilaksanakan di Malaysia dengan karya ciptaannya sepatu listrik anti pelecehan seksual. Atau seperti Wisnu, pelajar SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, yang mampu mencuri perhatian dunia internasional sebagai penemu muda. Temuannya adalah detektor telur busuk yang dilengkapi sensor. Wisnu membuat senter yang dilengkapi sensor cahaya dan kalibrator. Bila cahaya tembus, maka akan menyala lampu hijau. Bila gelap, lampu akan menyala merah dan berbunyi.
Lebih keren kan?

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes