Pasca Nikah, Abang Berbeda

A: “Kenapa kamu tidak pacaran?”
B: “Kenapa kamu tidak makan babi?”
A: “Babi? Kan haram. Islam sudah jelas melarangnya, tidak terbantahkan. Didalam Alqur’an dan hadits sudah dijabarkan dengan akurat. Kenapa kamu bertanya demikian?”
B: “Jawabanku sama persis dengan jawabanmu. Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu bertanya demikian”
A: “Tapi kan, setidaknya kita harus mengenal dan bahkan sangat mengenal calon pendamping masa depan kita. Tidak seperti membeli kucing dalam karung. Biar tidak ada yang disesali dikemudian hari. Kita harus tahu seperti apa dia.”
B: “Islam sudah mengaturnya dengan indah.”
A: “Lantas? Ada jaminan kita akan bahagia?”
B: “Jika pacaran, ada jaminan kisah setelah menikah akan bahagia?”
A: “…”
B: “Coba simak kisah dari sahabatku. Bahagia itu datangnya dari hati. Insya Allah, hati yang baik memberikan jaminan kebahagiaan. Dan waktu adalah prosesnya, memberikan penilaian sedini ini pada hati seseorang sungguh hal yang kurang tepat. Hati kita masih berproses, akan menjadi yang baik atau yang buruk. Maka ketika jantung berhenti berdetak, silahkan membuat kesimpulan dan penilaian pada hati tersebut, itulah akhirnya, dan itulah saatnya. Sedangkan untuk sekarang, saat pemilik hati masih bernafas, kita tidak berhak apa-apa untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena hati seseorang masih terus belajar dan belajar hingga jiwanya terlepas dari raga.”

Pasca Nikah, Abang Berbeda



Berikut kisah sahabatku:
***“Aku ingin bercerita tentang abangku. Sebelum menikah, aku sudah menjadi kekasihnya selama 4 tahun. Dan tahun lalu, kami memutuskan untuk menghalalkan hubungan ini. Menjadi pasangan suami-istri yang sah dimata negara dan agama. Namun, ada banyak perbedaan yang aku rasakan pada masa sebelum dan setelah menikah. Sebelum menikah, hampir setiap hari abang mengajakku makan diluar. Nonton bareng, belanja bareng, dan kuliah bareng. Sayangnya, setelah menikah abang berbeda. Abang berubah. Satu tahun pernikahan, hanya sekali saja kami makan diluar. Dan tidak lagi ada istilah jalan-jalan. Padahal dulu hampir setiap hari. Kalian tahu kenapa? ” curhat Mrs.ABC

***“Kalau masku, dulu rasanya setiap waktu mengatakan ‘I love you’. Memberi kejutan yang tentu membuat hatiku berbunga-bunga. Sembilan tahun kami menjadi sepasang kekasih, akhirnya kami memutuskan menikah di tahun ke-10. Namun, setelah menikah mas tidak pernah lagi mengatakan ‘I love you’ atau kata-kata romantis lainnya. Aku tidak pernah lagi menerima surprise-surprise kecil yang membahagiakan. Kalian tahu kenapa?” curhat Mrs.JKL

***“Abiku juga berbeda sikapnya, antara sebelum dan setelah menikah. Kalau dulu, abi rajin mengirimiku sms mengingatkan jam makan, jam sholat, jam minum obat, jam belajar, jam pulang, jam kuliah, dan jam-jam lainnya. Namun, setelah menikah aku tidak pernah lagi menerima sms-sms itu. Hanya satu pesan yang aku terima disetiap hari kerjanya, itupun bunyinya tentang abi yang terlambat pulang. Dan tentang aku? Entahlah kemana sms-sms itu. Aku merindukannya. Kalian tahu kenapa?” curhat Mrs.XYZ

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes