Home inspiratif Aku Mencintaimu Karena Allah
Aku Mencintaimu Karena Allah
Atiya Fauzan April 22, 2015 0
*Terinspirasi dari kisah nyata yang aku dengar dan aku lihat, namun kata per kata aku balut sedikit lebih baik. Selamat menyimak.Sebuah acara televisi yang menarik indra pendengaran dan penglihatanku. Tanpa berpikir panjang, aku menetap pada channel tersebut. Dan menontonnya dengan penuh keseriusan. Ada sebuah pertanyaan tertulis di layar kaca, “Bagaimana anda menggambarkan sosok istri anda?” Sedetik kemudian muncul wajah pria paruh baya, seorang diri, entah siapa, dan tanpa berpikir menjawab pertanyaan tersebut.
“Dia adalah istri yang sempurna bagi saya. Hingga saat ini saya belum pernah mendengar kata ‘tidak’ atas segala perkataan dan kemauan saya. Dia perawat yang hebat, yang dengan sabar merawat saya ketika sehat ataupun sakit. Dia guru plus motivator yang hebat, yang dengan bijaknya memotivasi, memberi masukan, dan mengajari saya banyak hal tentang dunia dan kehidupan. Dia psikolog yang hebat, yang selalu paham segala mood saya disetiap detiknya dan selalu mengerti bagaimana cara menghadapi amarah, kekonyolaan, dan keseriusan saya. Dia pendamping yang hebat, yang begitu baik merawat dan menjaga rumah serta kehormatan keluarga. Dia koki yang hebat, yang selalu siap memanjakan lidah saya 24 jam dengan masakan-masakan yang spektakuler. Dan saya mengakui bahwa saya adalah pria paling beruntung dan bahagia sejak dia memasuki kehidupan pribadi saya.
Sejak hari pertama kami menikah, hingga detik ini, dia tetap sama, tidak ada yang berubah sedikitpun. Dia tetap perawat, guru, motivator, psikolog, pendamping, dan koki yang hebat bagi saya. Satu kalimat romantisnya yang tidak pernah saya lupakan adalah, Umi mencintai Abi karena Allah.”
Pria beruban dan berkaca mata itu terus berusaha membendung air mata disetiap kalimat yang diucapkannya. Beliau menghapus buliran tangis dengan perasaan yang kuat. Aku bisa merasakannya. Airmatanya tidak jatuh, namun menggenang siap tumpah, hingga akhirnya beliau menutupi mata dengan jemari dengan begitu kuatnya. Tak membiarkan kamera menangkap tangisan harunya. Siapa beliau? Seperti apa sosok istrinya? Sebuah tulisan setelah tayangan tersebut membuatku memahami kehidupan yang dilalui pria paruh baya tersebut. Dulu, dia adalah kepala keluarga yang hebat yang sangat mampu menafkahi keluarganya lahir dan batin. Namun karena suatu keadaan, semuanya berubah. Dia dan keluarga harus hidup dibawah garis normal. Akhirnya sang istri yang awalnya sebagai ibu rumah tangga saja, turut membantu dengan mencoba sebuah usaha. Dan kini, sang istri menjadi pengusaha wanita sukses, namun sang istri tak melupakan kodratnya sebagai wanita, ia adalah makmum dalam keluarganya, dan sang suami adalah imamnya. Dan, *mati lampu*. Acara tersebut pun berakhir tragis dengan fenomena mati lampu, yang membuat aku penasaran setengah mati.
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment