Home Unlabelled Slalom, Asyiknya Nagih
Slalom, Asyiknya Nagih
Atiya Fauzan February 19, 2015 0
Slalom? Sudah pernah dengar kah? Sudah pernah coba kah? Sudah paham maksudnya kah? Aku sudah tahu. Aku sudah coba. Aku sudah paham. Slalom adalah kegiatan meliuk-liukkan mobil dalam kecepatan tinggi dan keahlian pengendara untuk mengendalikan mobil tersebut. Dan 14 februari aku tahu bagaimana rasanya Slalom bareng seorang profesional. Rasanya itu seperti naik pesawat dalam cuaca super buruk, dredeg pooolll. Tapi disamping ketakutan itu, ada keasyikan yang menemani. Mirip promo ‘buy 1 get 1’, bahagianya tuh disini. Pengen tahu detailnya? Mending langsung coba aja. Untuk yang satu ini, jangan asal coba lho. Karena tidak semua orang bisa menyetir juga bisa slalom, dan tidak semua mobil yang beroperasi bisa slalom juga. So, pilih dengan tepat ya orang plus mobilnya. Lebih-lebih bisa slalom sendiri, wuih keren banget tuh. Karena orang-orang yang bisa Slalom itu bisa menaklukan soal rute di depannya yang berkelok, apalagi soal masa depan dia dan kamu. (Yah... aku malah nge-gombal. Sorry)
Back to topic. Slalom. Sabtu menjelang sore, aku berkesmpatan melakukan Slalom dengan salah seorangprofesional. Meski soal rutenya memiliki jarak pendek, tetap saja hati dag dig dug tak karuan. Sebenarnya Slalom bukan perkara wajib waktu itu, kalau mau oke, kalau tidak berkenan yah tidak apa-apa. Tapi aku berusaha mengalahkan ketakutan sendiri, kayak pas membayangkan bagaimana kalau mobilnya jungkir balik, bagaimana kalau ban mobilnya tergelincir medan lapang yang basah oleh hujan, dan pikiran-pikiran negatif lainnya. Dan pada akhirnya, rasa ingin tahuku mengalahkan rasa takutku. Berhasil. Aku mendaftarkan diri sebagai peserta selanjutnya. Mengantri dibarisan ke-empat, semua barang bawaan harus dititipkan. Dan seluruhnya wajib memakai helm SNI, termasuk aku. Seumur hidup baru sekarang pakai helm dalam mobil dan inilah slalom pertamaku. Jelas, keringat dingin membasahi telapak tanganku terlebih dulu. Menebak-nebak akan sekeras apa lengkingan teriakanku nanti. Akan keren atau malah malu-maluin? Dan lagi, aku membuang kecemasan tidak penting itu. Braak !!! aku sudah di dalam mobil dan pintunya pun tertutup rapat. Berontak keluarpun rasanya nihil. Terpaksa aku kenakan sabuk pengaman dan mendengarkan aba-aba. Didetik terakhir aku selesai membaca basmalah, mobil menderu dan melaju tanpa permisi terlebih dahulu. Brrr... banting kanan, banting kiri, menikung tajam, kekuatan penuh, aku hanya bisa melongo, tidak ada teriakan. Yang ada hanya sikap takjub menikmati Slalom. Kemana ketakutan itu? Padahal saat itu tiba pada titik dimana suasananya mengerikan. Aku tidak takut. Aku menikmati. Wah... 33 detik Slalom rasanya kurang pakai banget. Alias kurang banget. Begitu selesai dan keluar dari mobil, rasanya ingin lagi dan lagi untuk Slalom. Aku hanya bisa berkhayal mengikuti Slalom 33 menit bukan 33 detik. Sampai segitunya pikiranku kala itu, karena versiku pribadi, Slalom bikin kita ketagihan. Buat yang tidak ingin ketagihan, jangan pernah coba Slalom ya. Karena Slalom, asyiknya nagih.
Jepret dulu... |
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment