MENU

Pengakuan Orang Pacaran #Part1


            Membicarakan hal yang satu ini, aku selalu disangsikan. Membicarakan hal yang satu ini, kalimatku selalu diragukan. Padahal, mengenai cinta, siapapun bisa saja menjadi pakarnya. Manusia yang tidak pernah pacaran, bukan berarti tidak pernah jatuh cinta. Ah, praktek memang belum pernah, tapi secara teori jangan diragukan juga dong. Setiap manusia pasti pernah merasakan DDS (Diam-diam Suka) pada awalnya, dan pada akhirnya ada yang berakhir bahagia namun tak sedikit pula yang berakhir luka.
            Maka dari itu, aku mengambil penuturan kisah nyata dari orang-orang disekitarku yang begitu mengenal kata ‘pacaran’ selama bertahun-tahun. Yang menjadi pelaku utama dari rutinitas ‘pacaran’. Monggo di simak…
            “Sebenarnya pacaran sebelum nikah itu ya tidak ada manfaatnya. Aku sendiri yang mengalami dan merasakannya saat ini. Malah, lebih enak ya pacaran setelah nikah saja *istlahnya begitu*. Bosen. Itu sih yang aku rasakan. Soalnya semua hal pertama kali yang membuat hati berdegup itu ya sudah dilakukan waktu masa pacaran, belum halal juga. Nyesel sih. Tapi kalau kita tidak pernah pacaran, sekedar ta’aruf lalu istikhoroh kemudian dikhitbah dan langsung nikah, sensasinya akan beda sepertinya. Sambil lalu setelah ijab qabul saling mengenal, mengerti, dan memahami. Pasti lebih indah dan berkesan. Pertama kali boncengan, pertama kali yang pegang tangan, pertama kali yang memberi hadiah, pertama kali yang memanggil ‘sayang’, pertama kali yang merangkul, dan pertama kali untuk semuanya adalah dengan pasangan yang sudah halal di depan mata, bukankah jauh lebih romantis jika demikian? Dibanding dengan bertahun-tahun pacaran kemudian menikah, sungguh chemistry sudah tak sekuat dan sedahsyat sebelumnya, saya adalah bukti nyatanya. Jika ada yang mengatakan, dengan pacaran kita akan jauh lebih mengenal pasangan, sungguh semua itu omong kosong. Bagaimana ya cara menjelaskannya. Yang jelas hidup itu bukanlah fiksi, yang bisa kita karang dan tentukan sesuai imajinasi. Ini hidup yang nyata, rasanya pun juga nyata. Tidak bisa diingkari saja. Setelah bertahun-tahun pacaran, lalu kemudian menikah, ada sedikit rasa jenuh saja, makan bareng sudah kami lakukan sebelumnya, nonton ke bioskop berdua juga sudah. Yah… kira-kira seperti itu. Sebenarnya ajang untuk mengenal calon pasangan hidup, bukan dengan pacaran. Salah. Pacaran hanyalah ajang tampil sempurna dihadapan calon pasangan hidup masing-masing. Nah, setelah menikah baru deh ketahuan semuanya. Bukankah Islam sudah mengaturnya dengan demikian jelas? ”

            Seperti itulah cerita yang dituturkan oleh seorang narasumber wanita yang sekaligus juga sahabatku. Yang aku simak ceritanya di deretan kursi panjang sembari menunggu sholat Jum’at usai. Ini nyata tanpa rekayasa semoga memberi manfaat untuk semua. Sampai jumpa esok ya…

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes