Home Unlabelled Surat Terbuka Untuk Mas Anwar Mubarak
Surat Terbuka Untuk Mas Anwar Mubarak
Atiya Fauzan July 13, 2014 0
Selamat hari jadi yang ke-30 ya cak⦠Semoga semakin dicintai oleh Allah SWT *Aamiin*
Aku ingin mengucapkan terima kasih atas semuanya. Engkau adalah waliku setelah ayahanda kita meninggal sepuluh tahun silam. Bagiku, tak ada kata yang cocok untuk melukiskan sosokmu di mataku, karena kebaikanmu lebih indah dari kata-kata. Lalu apa yang pas? Entahlah.
Jika aku ditanya mengenai apa yang aku ingat tentangmu? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan pada dunia. Engkau memang kakak laki-lakiku satu-satunya, bisa dibilang limited edition, hanya ada satu di dunia *Hehehe*
Engkau yang tak pernah absen menjahiliku hingga menangis, engkau yang selalu berebut denganku untuk menduduki anak terbaik pertama di hati ibu, engkau yang menegurku dengan tegas ketika aku salah jalan, engkau ojekku selama bertahun-tahun tanpa upah sepeserpun, engkau juga tukang pesan antar makanan-makanan yang aku inginkan, engkau motivator yang membantuku memecahkan masalah, dan engkau yang paling mengerti isi hatiku sebenarnya.
Aku memang selalu dibuat menangis olehmu dengan keusilan yang terkadang aku rindukan. Menakutiku, mengejekku, dan engkau akan berhenti jika airmataku sudah berhamburan. Kita juga sering bertanya pada ibu, siapa yang paling ibu sayang diantara kita berempat, ibu selalu menyebut namaku. Aku bahagia, sedangkan engkau bermuram durja dan membacakan rentetan kebaikanmu dan rasa baktimu. Aku tahu kita sama-sama bercanda, karena sungguh ibu memiliki rasa sayang yang sama untuk anaknya dan engkau tak pernah mengirikan apapun yang ada pada diriku. Engkau hanya menginginkan aku lebih baik darimu, lebih bahagia, lebih nyaman, dan lebih sukses.
Di usia 12 tahun hingga kini 22 tahun, aku tak selalu dihadapkan dengan jalan hidup yang mulus tak berkelok. Terkadang ada kerikil dan jalanan yang curam nan terjal. Engkau selalu mengingatkan, menegur apa-apa yang salah pada diriku, engkau yang menuntunku untuk menjauh dari jalanan rusak tersebut. Ketika masa liburan pondok waktu SMP, aku masih mengingatnya bahwa engkau akan memberikan bahkan membuang pakaian-pakaianku yang panjangnya sepinggang, sejak saat itu aku tak pernah lagi meniru teman-temanku mengenai baju ABG *begitulah nama trennya kala itu*.
Kemanapun kaki menginginkan maupun membutuhkan untuk melangkah, kau siap mengantarku kemanapun tempatnya. Meski engkau kini sudah menikah dan memiliki keluarga baru, kau masih menjadi ojekku. Pergi ke Indomaret, buat KTP, pergi ke halte bus, ke rumah saudara, sekedar jalan-jalan, dll. Dan tak sepeserpun engkau harapkan meski menjadi ojek seumur hidupku, terima kasih. Selain itu, engkau adalah tukang pesan antar yang terbaik bagiku. Aku hanya cukup mengirim pesan singkat āPengen makan mie pangsitā. Maka keesokan harinya engkau bawakan sebungkus mie pangsit untukku. āTitip martabakā, maka malam harinya engkau sudah hadir dengan seporsi martabak. Dan baiknya adalah, tak ada biaya untuk makanan pesananku, terima kasih.
Saat aku galau dan sedih, engkau selalu mampu mengendus dan menebaknya. Dan kau tak akan beranjak sebelum masalahku terselesaikan. Kau selalu bijak dalam menyelesaikannya. Seperti saat aku harus memilih tetap berada di pondok atau tidak, sedangkan sahabat-sahabatku sudah keluar dari pondok dan tinggal di rumah kontrakan. Engkau bilang, amanah ibu adalah segalanya. Maka galauku pun hilang berkat nasehatmu.
Dan terakhir, engkau selalu mengerti isi hatiku sebenarnya. Apa inginku, apa mauku, kau mendukungnya tanpa melibatkan rasa egoismu sebagai seorang kakak. Saat yang lain memaksaku pada satu pilihan, kau diam-diam menguatkanku untuk tetap teguh pada pilihanku sendiri. Ketika ada dua pilihan yang sama-sama baik, engkau pilihkan pilihan yang membuatku menyunggingkan senyum bukan yang membuat orang lain tersenyum. Terima kasih, karena kebaikan hidupku telah menjadi 10 besar prioritas hidupmu.
Di usia yang genap 30 tahun, ada banyak doa yang aku panjatkan untuk engkau cak. Semoga usianya berkah. Semoga menjadi suami, ayah, anak, kakak, adik, sahabat yang selalu Allah ridhoi dan diberi petunjuk. Semoga panjang umur. Semoga dilancarkan rezeki dunianya hingga akhir hayat. Semoga disehatkan badannya untuk tetap mampu beribadah dan beramal. Semoga bahagia dan sukses dunia akhirat.
Terima kasih untuk semua kebaikan yang engkau berikan
Maaf untuk semua kesalahan yang aku lukiskan
Jember, 13 Juli 2014
Atiyatul Mawaddah binti Fauzan
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment