Home inspiratif Wanita Suka Diperjuangkan
Wanita Suka Diperjuangkan
Atiya Fauzan June 22, 2014 1
Hai girls and boy, hari ini aku ingin menceritakan tentang dua kisah, namun memiliki satu inti cerita, yakni: Wanita suka diperjuangkan. Aku menulis ini terinspirasi dari kisah nyata para sahabat-sahabatku. Bagaimana mereka luluh pada pria yang awalnya melirik pun mereka tak sudi. Bagaimana akhirnya mereka naik ke pelaminan bersama pria yang tak pernah mereka gubris. Tapi jodoh tetaplah rahasia Tuhan yang indah bukan? Dan tidak ada kata ‘kebetulan’ dalam hidup ini, semua sudah masuk ke dalam skenario kehidupan dan atas kehendakNYA. So, tidak ada ceritanya A satu kampus sama X ya kebetulan saja, setelah itu bertemu lagi juga kebetulan. NO !!!Oke, kembali ke masalah wanita. Aku memiliki sahabat, sebut saja Mawar. Semasa kuliah ia membina kasih dengan seorang pria yang amat dicintainya. Namun, diwaktu bersamaan ada pria lain yang dengan terang-terangan mengejar cintanya, panggil saja Marwo. Tahun pertama, Marwo dengan tegas dan berikrar bahwa ia mencintai Mawar. Mengirimkan sinyal ekstra yang begitu kuat, namun jangankan membalas, melihat sinyal itu saja Mawar sudah ogah (mungkin karena setia, pikirku waktu itu). Tapi setelah Mawar putus dengan kekasihnya, Marwo semakin getol berjuang dengan ribuan perhatian kecil *namun halal* untuk menarik perhatian Mawar. Sahabatku yang satu itu tetap menangkis perhatian Marwo secara perlahan dan halus. Apakah Marwo menyerah? TIDAK !!! Tahun kedua, tahun ketiga, dan tahun keempat, Marwo hanya focus dan yakin pada satu wanita, yaitu Mawar. Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana perjuangannya. Bukan lagi masalah materi dan tenaga, semua orang bisa berkorban hal itu. Tapi dalam hal ini sudah membicarakan masalah kesetiaan dan kekuatan doa, bukan sehari dua hari, tapi lima tahun. Karena di tahun kelima, aku kembali bertemu dengan Mawar dalam kondisi hamil. Dan siapa yang ia gandeng mesra kala itu? Yupz… Marwo. Aku tersenyum mengikuti kesuksesan yang diraih Marwo. Aku begitu tahu sahabatku, Mawar. Dulu, mendengar nama Marwo saja dia alergi, tapi sekarang? “Kami menikah beberapa bulan yang lalu, maaf tak mengabari, hanya pesta kecil” ucapnya padaku.
Begitulah wanita, begitu suka dan mudah diluluhkan dengan perjuangan dan kesungguhan. Ketika wanita marah, cobalah bersungguh-sungguh menyesal, maka amarah itu akan musnah, dan tergantikan dengan senyum penuh kasih. Entah bagaimana caranya aku menuliskan ini, bahwa ini memang benar adanya. Wanita hanya meminta pada pria tentang perjuangan seorang pria dalam dua hal, yakni setia dan bertanggung jawab, wanita begitu suka akan hal itu, maka wanita rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk mendampingi sang pria, mengurus rumah sang pria, serta merawat dan mendidik anak-anak dari sang pria. Mengapa? Karena wanita suka diperjuangkan.
Berlanjut ke kisah yang kedua, sahabatku yang lain, yang memiliki karakter bak putri dalam dongeng. Selalu memimpikan pangeran kuda putih yang memiliki kerajaan dan prajurit. Dia memiliki criteria yang begitu rumit untuk jatuh cinta dan memilih seorang pria. Mulai dari bentuk alis, warna kulit, merek mobil, penghasilan perbulan, sampai rute alamat rumahnya. Dia begitu detail merinci semuanya. Dan, ada seorang pria yang bertolak belakang dengan kriterianya tersebut namun begitu dahsyat cintanya pada sahabatku, aku panggil X saja. Saat aku tanya pendapat sahabatku tentang X, dia menjawab serius, “Hidup modal dengkul? Ogah”. Namun X begitu gigih berjuang agar cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, tak hanya usaha tapi juga doa. Banyak teman yang salut padanya, tetap setia pada cinta tak berbalasnya. Dan setelah setahun berlalu, aku begitu kaget dengan undangan pernikahan yang tertera nama sahabatku dan nama X. What? Kami semua bertanya-tanya. Bagaimana bisa? Berita terakhir yang aku dengar tentang dia (sahabatku-red) adalah diPDKT-in oleh pria yang begitu sesuai dengan kriterianya. Jadi mungkin ditolak demi X??? Mungkin sahabatku itu berpedoman pada “Lebih bahagia hidup dengan orang yang begitu mencintai kita, karena ia akan berjuang demi senyum di wajah kita” dan “Lebih bangga menemaninya mendaki dengan berbagai suka duka daripada menunggunya di atas puncak sana”. Begitulah wanita, sekali lagi aku katakan bahwa wanita suka diperjuangkan.
*Terinspirasi dari kisah nyata*
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Ayo...selamat untuk yang begitu diperjuangkan
ReplyDelete