MENU

Sajak Halte Dan Cinta


Wanita, halte, cinta, dan penantian
Wanita akan berdiri di halte sampai bus yang diyakininya lewat
Duduk gelisah
Membawa diri dalam belajar
Menekuni sebuah buku
Seru bermain game dan lainnya
Wanita yang telah menunggu sedari pagi
Tak akan pernah beranjak  meski terik menyengat
Dan sore memeluk hangat bahkan sampai malam datang sekalipun
Wanita akan berdiri di haltenya
Tetap menunggu
Meski ada Ferarri menepi
Atau Limosin menghampiri sekalipun
Tak akan pernah digubris oleh seorang wanita
Karena dia ada untuk menunggu bus reotnya
Entah datang atau tidak
Wanita hanya memiliki harapan dan pundi-pundi do’a
Bahwa yang diyakininya yang akan menemani menjalani kehidupan
Yang mengantarkannya tepat di tujuan semua manusia
Yang setia bersamanya untuk melalui terjal dan mulusnya jalanan
Dan jika sang bus berhenti di halte lain
Apa mau dikata, penantian panjang itu pun berakhir
Diterpa angin, terciprat hujan, disengat terik, sungguh semuanya tak sia-sia
Untuk wanita yang tidak menunggu dalam diam
Yang sibuk belajar dalam teduhan atap tua haltenya
Dan jika sang bus tak pernah menampakkan diri
Ditengah kesibukannya, wanita akan selalu menoleh ke kanan
Berharap itu bunyi klakson bus yang ditunggunya
Berharap itu deru mesin bus yang dinantinya
Berharap itu cahaya lampu bus yang diharapkannya
Tak pernah lelah, selalu begitu
Mencari-cari alasan untuk menyenangkan diri sendiri
Busnya terkena macetlah, kehabisan bahan bakar, atau mengalami kerusakan mesin
Tak pernah bosan, selalu begitu



Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes