MENU

Pria Bluetooth, Wanita Wifi (Opini-ku)



     Ada sebuah gambar yang menuliskan bahwa “Pria seperti Bluetooth, dia akan terhubung padamu saat kau dekat, tapi akan mencari ‘perangkat’ lain saat kau jauh” dan “Wanita seperti Wifi, dia mampu melihat semua ‘perangkat’ yang tersedia, tapi yang memiliki sinyal paling tinggilah yang akan dipilih”. Kalimat diatas begitu menggelitikku, perumpamaan yang gokil. Oleh karenanya, aku ingin mengulas sedikit opiniku tentang keduanya.
        Pria. Sosok yang memang dipasangkan dengan wanita. Secara real, aku tidak terlalu mengerti seluk-beluk kaum Adam. Dan aku menulis ini (pria dan Bluetooth-red) berdasarkan teori yang aku pelajari dari kalimat seseorang, dari buku, dari internet, dan dari pengamatan. Itu saja. Bagiku, Bluetooth mencari perangkat lain saat jauh dan perasaan pria mencari wanita lain saat jauh, tidak benar adanya. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Untuk persamaannya, kalau Bluetooth, semuanya tergantung pada si pengendali bluetooth, akan memasangkannya atau tidak. Meski ada perangkat lain yang terlihat dan mengaktifkan bluetoothnya, jika si pengendali tidak berkeinginan menyambung, maka tidak akan terjadi.
Dan yang terjadi pada kaum pria, meski jauh dari wanitanya dan melihat wanita lain memberikan sinyal positif, jika hatinya berdasarkan setia, si pria tidak akan bergeming, tidak akan memancarkan sinyal apapun, akan tetap memperuntukkan dirinya untuk wanitanya seorang. Sedangkan perbedaannya untuk kedua hal tersebut, Bluetooth hanyalah system yang tidak memiliki aturan akal dan aturan hati, ia tetap akan mencari perangkat lain dan memasangkannya jika dalam keadaan ‘butuh’, untuk sebuah transfer data baik berupa audio maupun visual. Tapi pria tidaklah demikian, pria punya aturan kehidupan. Jika akal dan hatinya berfungsi dengan baik, kesetiaan seorang pria bisa nampak dahsyat. Dia akan tetap setia pada wanitanya, menjaga kehormatan wanitanya, memuliakan posisi wanitanya, dan membanggakan nama wanitanya. So, Bluetooth dan pria tidaklah sama sepenuhnya.
        Wanita. Sosok pendamping bagi pria. Aku begitu paham dengan perasaan wanita, pola pikirnya, arah keinginannya, tindakannya, caranya mengatasi masalah, meski setiap wanita memiliki ‘khas’nya tersendiri. Karena aku wanita maka aku paham benar, seluk beluk seorang wanita. Jika wanita disamakan dengan Wifi, sekali lagi aku mengatakan bahwa tidak benar sepenuhnya. Sama halnya dengan masalah diatas, dua hal ini (wifi dan wanita) memiliki persamaan dan perbedaannya masing-masing. Jika wifi hanya akan memilih perangkat dengan sinyal tertinggi dari semua perangkat yang dilihat, dan tidak mementingkan kualitas dari perangkat tersebut. Tapi, wanita tidaklah demikian. Wanita bisa menanti sekian lama, menunggu dengan sabar, untuk sebuah kepastian perasaan dari pria yang memiliki sinyal rendah sekalipun (bahkan tak memiliki sinyal), karena wanita memiliki pertimbangan perasaan, pria yang akan membahagiakannya dan menghebatkan kehidupan masa depannya. Namun, disebuah titik kelelahan, wanita akan berlaku sama seperti wifi. Saat sinyal itu tak bisa diharapkan, maka wanita akan memilih untuk hidup dengan pria yang mencintainya (sembari belajar mencintai si pria) daripada hidup bersama pria yang dicintainya. Begitulah wanita, begitulah wifi. Jika wifi tidak bisa menunggu dan langsung memilih perangkat dengan sinyal tertinggi. Tapi jika wanita akan mengamati semua perangkat dulu kemudian menunggu dan berakhir dengan memilih pria dengan sinyal tertinggi.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes