Ng-onthel Yuk !!!
Assalamu’alaikum sahabat istana tulisan? Apa kabar? Semoga semakin hari semakin baik ya, semoga masalah kalian segera menemukan solusi, semoga harapan kalian segera terwujud, dan semoga do’a-do’a kalian segera terjawab. Kali ini aku ingin mengajak kalian untuk ber-onthel-onthel ria, untuk siapapun dan bagi siapapun. Sebelumnya izinkan aku bercerita tentang keseruan dan keasyikanku menelusuri aspal jember menggunakan onthel.
Sebagai orang tanpa SIM C, aku selalu menempuh jarak yang dekat dengan onthel dan jarak yang jauh dengan transportasi umum. Biasanya, ba’da subuh (saat jalanan masih lengang) jika sedang sangat senggang, aku ber-onthel ria menuju pasar Mangli. Mengayuh pedal, berkeringat segar, melawan arus udara subuh hari, sungguh nikmat dan indah. Jalanan begitu sepi, hanya sesekali kendaraan yang mendahului sang onthel. Bebas bersama kibasan hijab yang larut diterpa angin. Segar bertemankan jutaan oksigen yang digratiskan. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Dan juga, untuk sekedar ke Roxy Square, entah itu ke ATM atau ke marketnya, aku juga menggunakan onthel. Sayangnya, hanya seorang diri menembus jalanan aspal yang berpasangan. Andai jember seperti Jepang, lalu lalang penuh onthel, jalur khusus untuk onthel, saling membalap mengayuh untuk sampai ditujuan. Sayangnya, saat aku membuka mata yang ada hanyalah kepulan asap, deru bising, dan kepadatan mendesak. Menjadi pusat perhatian ditengah jalanan yang penuh dengan mesin-mesin. Menjadi lirikan pertama kala berbeda dan tak sama dengan yang lainnya.
Jika dipikir-pikir, lebih banyak sisi positifnya kan? ayo dong ng-onthel untuk jarak dekat, seperti ke sekolah, kampus, pasar, mini market, masjid, rumah tetangga, dan lainnya. Semuanya akan menyenangkan jika terbiasa. Lelah? Bukankah itu menyehatkan bagi tubuh kita? Ayolah sesekali jangan manjakan si raga dengan fasilitas otomatis. Gerakkan. Setidaknya bisa mengurangi polusi, gangguan, dan lainnya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment