Home Unlabelled Aku Rapopo (Pemendam Cinta Sehat)
Aku Rapopo (Pemendam Cinta Sehat)
Atiya Fauzan March 15, 2014 0
Cinta. Pembahasan yang selalu menarik dan tak kunjung usai diperbincangkan. Menurut Hamka, cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.
Dan yang ingin aku bahas untuk kali ini mengenai pemendam cinta, yang pada umumnya dilakukan oleh seorang wanita. Jatuh cinta bagi seorang wanita tak sekedar kagum dan suka sesaat yang bertahan sebulan atau setahun. Tapi, bagi kaum hawa jatuh cinta adalah perasaan suka plus sayang plus kasih yang disertai dengan keinginan untuk hidup bersamanya dan menjadikannya imam hidup dan menobatkan diri sebagai pendampingnya dan makmumnya ‘selamanya’. Itulah cinta.
Dan sudah menjadi rahasia umum bagi seorang wanita untuk menunggu dengan cara memendam cintanya. Selalu begitu, tak pernah berubah. Dalam penantian itu, jangan pernah sia-siakan waktu dengan percuma. Tetaplah menunggu sinyal darinya dengan dipenuhi aktifitas-aktifitas baik dan penuh manfaat. Toh jika pada akhirnya tidak berbalas, kita tidak akan pernah kehilangan apapun dan tidak akan menyesal atas sesuatu apapun. Tetaplah jatuh cinta, mungkin ada yang mengatakan bahwa orang yang jatuh cinta itu bisa ‘gila’. Namun, yang menjauhi dan menghindari cinta, justru ia-lah yang lebih ‘gila’.
Hiduplah dengan se-natural mungkin. Bukankah cinta itu anugerah? Bisakah kita mengaturnya untuk ada atau tidak? Jelas tidak bisa. Kita hanya mampu mengontrol kualitasnya, mulia atau tidak. Jika sudah tertanam dalam perasaan, apa boleh buat, syukuri saja, simpan saja, jika berbalas maka manfaatkan saja, jika tidak lebih baik diam saja dan katakan ‘aku rapopo’.
Ketika dia tidak mengirim sinyal apapun, katakan ‘aku rapopo’. Ketika dia tidak menggubris rasa kita, katakan ‘aku rapopo’. Ketika dia memilih yang lain, katakan ‘aku rapopo’. Ketika dia mengacuhkan pandangan kita, katakan ‘aku rapopo’. Ketika dia tidak membalas cinta kita, katakan ‘aku rapopo’. Ketika dia menghindar dan menjauh, katakan ‘aku rapopo’. Pada intinya, jika cinta itu bertepuk sebelah tangan, katakan “aku rapopo, Innallaha ma’i”.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment