Home Unlabelled Kecelakaan Masa Kecil
Kecelakaan Masa Kecil
Atiya Fauzan January 28, 2014 1
Masa kecil, siapa yang akan melupakannya? Tidak ada kan? Masa yang begitu indah, penuh kekonyolan, kejadian unik, peristiwa membahagiakan, dan kecelakaan. Masa kecil memang semuanya diwarnai dengan tragedy yang akan dikenang sepanjang masa. Anak kecil tidak bertingkah dan tidak nakal, bukan anak kecil namanya. Ada saja ulah yang berakhir dengan resiko yang berakhir buruk. Begitulah anak kecil, terlalu aktif, terlalu berimajinasi, terlalu bertingkah, dan masih suka main. Anak kecil belum terlalu mahir membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak. Dan pada akhirnya, sebuah keputusan yang kita ambil dimasa kecil malah merugikan diri kita sendiri.
Mengenai masa kecilku, ada dua kecelakaan yang masih aku kenang hingga sekarang. Pertama, tertabrak sepeda motor. Aku masih ingat dimana aku ditabrak, seperti apa lukanya, seperti apa wajah cemas bapak, apa yang bapak belikan untukku, dan lainnya. Siang itu, ada sebuah bus yang masuk kawasan areaku. Berbondong-bondong anak kecil mengikuti derunya, jalanan kecil di pedesaan dilalui sebongkah besi panjang, sungguh pemandangan yang tak biasa. Karena yang lalu lalang biasanya mobil-mobil biasa. Dan juga, ketertarikan lainnya, ada begitu banyak orang asing yang duduk didalamnya. Alhasil, hal baru itu bagaikan magnet yang mampu menarik perhatian kami semua. Aku pun berbaur bersama anak kecil lainnya. Dan saat semua menyebrang ditengah keramaian, aku tertinggal dibelakang, dan DUAAARRR… badanku terpental. Sebuah sepeda motor menghantam badan mungilku. Haduh, beginilah resiko jika kabur dari tempat tidur kala istirahat siang. Sebelumnya aku diam-diam melepaskan pelukan ibu yang terlelap dan mengikuti suara ramai didepan rumah, ternyata semua teman sudah berkumpul. Bagaimana ibuku yang terlelap? Bagaimana ayahku yang bekerja? Aku sudah dihiasi dengan luka dan darah. Wajah cemas keduaorangtuaku, masih berbekas dalam memori usang dalam otakku. Lain kali, aku tidak akan kabur dari tidur siang lagi.
Kecelakaan kedua, aku alami pada masa kecil juga. Tersiram minyak panas. Tetap di jam istirahat siang, aku begitu sulit melakuakan ritual yang satu ini dimasa kecil. Aku tidak suka. Akupun berpamitan bermain. Diam-diam, aku dan rekanku membuat tungku dari batu bata diatas lahan tak berisi milik kakekku. Penggorengan, minyak, sayuran, kerupuk, semua sudah siap. Inilah permainanku siang itu, masak-masakan. Ditengah kegembiraan karena bisa masak sendiri, rekanku, sebut saja B, tidak sengaja menendang wajan yang berisi minyak panas dihadapanku. Alhasil, wajah, dada, dan kakiku tersiram minyak panas yang baru turun dari bara api. Aku menjerit histeris. Panasnya benar-benar tak bisa aku tahan. Mataku terpejam dan aku tidak tahu seperti apa dunia saat itu. Semua keluargaku yang tengah bersantai siang, berhamburan, menjerit melihatku, dan segera membawaku ke rumah sakit. Aku tidak tahu siapa yang menangis, aku tidak tahu seperti apa wajah si B kala itu. Yang aku dengar hanya suara dan suara. Dan aku baru bisa membuka mata pasca diobati. Berselang beberapa jam, aku diperbolehkan pulang. Berhari-hari aku bersahabat dengan obat, kasa, dkk. Berhari-hari juga bapak setia menggerus setiap obat yang tak bisa aku telan (aku tidak mahir menelan pil, bahkan hingga saat ini, aku masih saja belum terlalu bisa), setia menuangkan madu kemulutku yang pahit. Berhari-hari juga aku tidak masuk sekolah karena luka bakar yang menyeramkan. Beruntung, luka itu tak berbekas. Dan dari semua kecelakaan itu, ridho Allah adalah ridho Orangtua. Aku tidak pernah berani lagi untuk melanggar perintah orangtuaku. Pelanggaran berakhir pada resiko buruk. Selamat siang.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Saya pernah mengalami kecelakaan juga kak. Masa kecil belum indah jika belum mengalami kecelakaan :)
ReplyDelete