MENU

Guru Ber-Seragam, Dosen Ber-Bebas



            Ada kampus, ada sekolah. Ada mahasiswa, ada siswa. Ada dosen, ada guru. Nah, dikesempatan kali ini yang aku bahas mengenai hal terakhir, yakni dosen dan guru. Sebuah profesi yang memiliki keidentikkan masing-masing. Sudahlah, tak perlu aku jelaskan, kalian sudah terlalu paham. Yang menjadi persoalannya sekarang adalah, guru yang ber-seragam dan dosen yang ber-bebas (ih…iri). Itulah yang aku lihat dan aku peroleh dari pengamatan singkat. Paling tidak seorang guru mengenakan batik dan seragam sekolah, berbeda dengan seorang dosen. Mengenakan gamis dengan warna apapun, model apapun, selucu apapun, sah-sah saja. Di lapangan seperti itulah yang aku lihat. Menurutku pribadi, penyebabnya karena lawan dalam pembelajarannya. Siswa yang berseragam rapi selama sepekan dan mahasiswa yang berbebas ria. Itulah aturannya, dan harus diikuti. Jujur, aku merasa sangat iri.
            Asal muasal ke-iri-anku dengan seragam kebebasan, berawal ketika aku membongkar lemari, mengobrak-ngabrik pakaian, dan melihat baju-baju muslimah (gamis-red) yang memiliki ‘model’ dan ‘hiasan’ yang lucu dan cantik, serta juga potongan-potongan baju berlengan panjang yang sudah lama tidak tersentuh. Semua itu adalah pakaian semasa kuliah. Ingin rasanya aku kenakan lagi, tapi kemana? Ingin rasanya bergamis-gamis ria ke sekolah, seperti jaman kuliah dulu. Hehehe. Tapi, terlihat kurang rapi (terlalu bermotif) dan kurang pantas memang. Dilihat mata mungkin juga agak aneh, dua sisi dalam kelas yang begitu kontras. Beda dengan kelas kuliah. Dilihat mata antara pakaian dosen dan mahasiswanya seakan-akan senada dan membaur. Pas saja kelihatannya. Hmmm…
            Sungguh, ke-iri-an yang tidak beralasan. Egois banget ya? Begitulah manusia. Ingin seenaknya sendiri. hehehe. Memang sih manusia tempat salah dan khilaf, tapi kedua itu bukan untuk dipelihara terus menerus. Sekali dilakukan, pantang diulangi. So, mulai sekarang, seperti apapun pakaian profesimu, yang penting benar, menutup aurat, rapi, dan bersih. Unsur-unsur kelucuan, model/ gaya, kesukaan, warna, mari dinomor duakan dulu. Terima kasih untuk diriku sendiri yang sudah mulai tersadar untuk mensyukuri yang ada.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes