Home Unlabelled Cerita Usai Rapat
Cerita Usai Rapat
Atiya Fauzan January 21, 2014 0
13 Januari 2014. Ada rapat dinas di Laboratorium Jurusan AP (Administrasi Perkantoran), begitulah kata surat undangan. Rapat yang berjalan selama kurang lebih 3 jam itu berakhir disore hari. Begitu keluar ruangan, gerimis lebat sudah menyambut kelelahan. Alhasil, aku harus menunda kepulangan sampai gerimis tak lagi menyerbu bumi. Meski aku menyukainya (gerimis-red), aku tetap bersikap normal untuk tidak bermain dengannya. Gerimis juga indah jika hanya dinikmati, dipandang, dan diamati. Jatuhnya, nadanya, bulirannya, aromanya, serbuannya, kekompakannya, dan semuanya. Eh…kok malah ngomongin gerimis. Oke lanjut ke cerita usai rapat.
Gerimis lebat sudah selesai. Aku pun beranjak pulang, melangkah kearah pintu gerbang untuk menelusuri jalanan depan PEMKAB Jember menuju halte penungguan angkot. Di perjalanan singkat itu, aku bertemu Bu Sriwin, salah seorang rekan kerjaku di sekolah. Kamipun berbagi payung, melangkah bersama dibawah rintik yang begitu imut dan lembut. Ada banyak cerita yang terurai. Memiliki arah yang senada, kamipun bersepakat untuk menaiki angkot yang sama. Dan cerita terus mengalir hingga angkot kuning khas Jember tersebut berderu membawa kami ke tengah keramaian jalan.
Ternyata, beliau (Bu Sriwin-red) juga bernasib sama denganku, sama-sama tidak bisa naik motor. Dan sejak tahun 2002, beliau rutin naik angkot dari pecoro Bangsal sampai alun-alun kota Jember. Wah… aku tak berhenti berdecak kagum, salut deh buat beliau. Perjalanan yang tidak dekat bagiku untuk setiap harinya, apalagi jam pulang kerja yang terkadang menembus sore. Aku kembali berdecak. Dan cerita lainnya pun mengalir diatas deritan mobil tua yang mulai pengap dengan kehadiran banyak penumpang baru. Aku juga baru tahu, kalau beliau merasa kapok menaiki motor karena sebuah kecelakaan yang tidak bisa dibilang biasa saja. Ketraumaan itu, membuat beliau berhenti untuk belajar. Dan aku? Aku merasa iba dengan cerita yang beliau utarakan. Meski tragedi pahit aku terima gara-gara motor, aku masih ingin menaklukkan si kuda besi. Entah kapan, aku ingin bisa mengendarainya, menelusuri aspal jalanan. Wah…
Kembali lagi ke perbincangan dengan Bu Sriwin. Selama kurang lebih 25 menit di dalam angkot, aku mempelajari banyak hal dari beliau, mendapatkan banyak hal dari beliau, memetik banyak hal juga dari beliau. Aku pun turun dari angkot dengan senyum yang mengembang. Sampai jumpa besok pagi angkot kuning, bisikku dalam hati.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment