Home Unlabelled Kepsek-ku Lucu Sekali
Kepsek-ku Lucu Sekali
Atiya Fauzan January 13, 2014 0
Aku adalah pecinta komedi. Tapi inget, bukan komedi murahan lho ya. Tapi komedi sederhana yang benar-benar komedi dan juga komedi cerdas. Mungkin karena aku terlahir ditengah keluarga yang humoris. Mulai dari orang tua, saudara, paman/bibi, bahkan sampai sepupu, mayoritas orangnya humoris dan pecinta komedi. Ada saja yang dilontarkan dan dipraktekkan hingga menimbulkan gelak tawa. Oh iya, dalam Islam tertawa berlebihan itu dilarang, karena bisa mematikan hati. Inget lho, segala hal yang berlebihan itu tidak baik. Hehehe… oke kembali ke hal yang lucu.
Nah, aku ingin menceritakan tentang kepala sekolahku yang humoris abiz (pake Z ya). Beliau merupakan kepala sekolah di tempatku mengajar saat ini. Beliau itu pembawaannya lucu aja. Padahal hal sederhana, tapi mampu membuat pendengarnya tersenyum bahkan tertawa ringkas. Setiap kali rapat, ada saja humor-humor yang diceletukkan. So, rapatnya jadi gak berasa berat dan gak membosankan. Komedi itu kan ibarat air dikala dahaga, bikin seger. Nah, kalau rapat berjam-jam, bawaannya serius bin tegang, apa kata otak? Bisa keringetan luar dalam. Maka dari itu komedi menjadi pelengkap untuk mijikuhibiniu hidup kita. Betul gak?
Kembali lagi ke masalah kepsek-ku. Beliau itu membawa semuanya kearah santai tapi benar. Setiap masukan atau kritikan pedas (level 1- level 5) akhirnya berujung dengan tanggapan yang lucu. Aku yang juga penyuka stand up comedy, tidak bisa menolak untuk tertawa. Hehehe. Menurutku, ngelucu itu adalah hal tersulit, karena sukses tidaknya jika ada orang yang tersenyum/ tertawa. Beda lagi sama marah, ramah, itu agak mudahlah. Iya kan? Dan pesanku yang terakhir nih, hidup itu bukan lelucon, dan juga bukan kesempatan untuk tertawa non-stop, komedi itu untuk menghibur dan mewarnai hidup kita, kembali ke kata-ku diawal tadi, komedi bagi kehidupan ibarat air bagi dahaga, yah… minumlah sekedarnya, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit, dan juga minum akan menyegarkan hidup kita. Bukankah begitu kawan?
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment