Home Unlabelled Bad Mood
Bad Mood
Atiya Fauzan January 26, 2014 0
Senin/ 27 Januari 2014 tepat pukul 09:52 aku menulis ini. Entah kenapa, sedari tadi aku mengalami bad mood stadium awal. Meski ada sesuatu yang mengganjal, entah itu kelelahan, kerinduan, atau apapun jenisnya, bad mood tetaplah bad mood. Beruntung hanya stadium awal, malas bekerja, tapi aku tetap saja berangkat ke sekolah. Malas makan, tapi aku masih saja membeli cemilan. Seperti kebiasaan yang sudah mendarah daging pada diriku, ketika bad mood melanda, aku akan bersih-bersih gila-gilaan. Hilya, sahabat karibku begitu hafal dengan kebiasaanku ini. Kegiatan bersih-bersihku meningkat 10x lipat. Dan pagi dipondok yang sepi, aku mencuci semua barang-barang kotor ataupun setengah kotor, milikku dan milik rekan kamarku. Mencuci bantal. Mencuci semua peralatan makan kotor yang berserakan dipondok yang ditinggal pemiliknya. Mengepel basah kamar yang sebenarnya cukup bersih. Dan akhirnya aku kelelahan dengan mood yang sedikit baik. Seandainya saja aku tidak menuruti hasrat bersih-bersih, mungkin moodku akan memburuk. Begitulah mood, setiap orang punya caranya sendiri untuk menghadapinya.
Dan aku menjalani hari ini dengan biasa saja, berangkat dengan langkah gontai, ingat rumah, senyum ibuku, wajah kesembilan keponakanku. Biarlah aku merindu. Dan merasa lelah untuk sesuatu yang aku pendam beberapa ribu detik kemarin. Inilah kewajibanku, inilah tanggungjawabku, aku harus memberikan hak-hak orang lain yang seharusnya aku beri. Dan hingga sampai kantor dan berhadapan dengan laptop, moodku semakin membaik dan membaik. Aku hanya bisa melegakan diri. Dan menanti jam pulang nanti. O ya, pagi tadi ada adik-adik pondok yang kembali untuk beberapa hari. Kemarin juga, ada yang kembali untuk sehari. Doaku terjawab, aku tidak berani dipondok seorang diri. Seperti yang sering aku gemborkan di dunia per-facebook-an bahwa seluruh penghuni pondok adalah mahasiswi STAIN Jember dan saat ini mereka semua melakukan ritual libur UAS di rumah. Alhasil akupun seorang diri. Beruntung ada yang kembali dan beruntung sahabatku bersedia menginap disini (pondok-red). Mungkin ini juga yang mempengaruhi moodku, 6 jam di sekolah dan 18 jam di pondok. Kalau saja ramai seperti biasa, tempat TV yang gaduh, dapur yang tak sepi, tempat cuci baju yang penuh obrolan, hawa pondok yang dihiasi lengkingan jeritan cekikikan, dan musholla yang berpenghuni, mungkin moodku tak seburuk saat ini.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment