MENU

Cinta, Mengindahkan Seluruhnya



            Berbicara tentang cinta, semuanya tentu tahu satu kata abstrak ini. Begitu banyak definisi tentang cinta yang dibuat oleh para pelaku cinta yang berbalut dalam jubah ‘penyair’ ‘profesor’ ‘pelajar’ ‘seniman’ ‘musisi’ ‘dokter’ ‘polisi’ ‘budayawan’ dan seluruhnya. Apapun itu, cinta tetaplah cinta, beda hati maka akan beda pula penafsirannya, beda penerapan maka akan beda pula pengartiannya, beda pemikiran maka akan beda pula pendefinisiannya. Tapi semuanya sepakat bahwa cinta itu baik dan benar jika diletakkan pada tempatnya dan diletakkan pada waktunya.
            Oke, sebelum berbelit-belit semakin rumit tentang cinta, aku hanya ingin berkata bahwa cinta mengindahkan seluruhnya. Sepakat? Sepaham? Setuju? Berbekal cinta yang sesungguhnya, dunia kita akan terasa indah dan begitu indah bahkan sangat indah. Bagaimana tidak, dalam hati tak ada iri yang berujung pada kedengkian, tak ada sombong yang berujung perendahan diri oranglain, tak ada rakus yang berujung pada perampasan hak. Yang ada hanya cinta, mengasihi dan menyayangi saudara, sahabat, teman, kenalan, tetangga, bahkan orang asing sekalipun. Bahagia atas kebahagiaan yang lain dan sebaliknya, membantu yang membutuhkan pertolongan kita dalam bentuk apapun (materi, tenaga, waktu, do’a), berupaya yang terbaik untuk lebih banyak lagi membahagiakan oranglain. Indah bukan?
            Bawalah cinta kemanapun kita pergi, genggamlah cinta dimanapun kita berada, karena dengan begitu, pikiran, perbuatan, ucapan kita akan disertai dengan cinta dan akan melukiskan sebuah senyuman atau kebahagiaan bagi orang lain. Berbeda ketika kita melepaskan cinta, yang ada hanya pikiran buruk sangka, perbuatan dzalim, dan ucapan kasar. Karena tak ada cinta. Dan hanya cinta yang mengindahkan seluruhnya. Ketika kita mencintai orang tua kita atau pasangan kita atau anak-anak kita, maka sekalipun kita tak pernah berpikiran untuk menyakiti mereka, kita hanya mengupayakan kebahagiaan mereka, kita hanya ingin melihat senyum mereka. Lalu kenapa kita tidak berbuat hal yang sama pada semua yang kita kenal. Atasan, bawahan, rekan kerja, teman sekelas, dan yang lainnya. Bersediakah kita? Jika iya, lepaskan topeng dunia kita mulai detik ini, jadilah diri kita sendiri yang mencintai semuanya, diri kita yang baru yang tak pernah ada waktu untuk membenci orang lain, diri kita yang bersikap tulus dan apa adanya. Selamat tinggal topeng dunia...

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes