MENU

Keringat Pemuda Kini, Senyum Pemuda Esok



            “Pemuda adalah tiang negara” jawab salah seorang mahasiswa ketika ditanya tentang hubungan pemuda dengan negara. Layaknya rumah, kekokohan sebuah negara tergantung pada kekuatan penyanggahnya (tiang). Semakin banyak tiang kokoh yang berdiri maka semakin kuat pula rumah tersebut. Jika Indonesia menjadi perumpamaan, maka negeri merah putih inilah yang paling banyak memilki penyanggah. Karena ada jutaan pemuda yang bersemayam di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
            Sebagai pemuda, ada berapa tenaga dan ide yang tersimpan dalam diri? Begitu banyak, hanya saja banyak para pemuda yang tidak mau menggalinya dan hanya segelintir saja yang berkenan menggalinya. Dengan tenaga dan ide, seharusnya para pemuda mampu menjadi pencipta pekerjaan, bukan pengemis pekerjaan. Yang melawan hujan dan terik, kesana kemari menggotong map berisikan ijazah, membawa kemampuan yang sebenarnya ada dan luar biasa. Tugas pemuda bukanlah menunggu, tapi memutuskan.
            Menjadi budak di tempat sendiri memang sangat menyakitkan. Berdasi tapi pesuruh tidak lebih baik dari berhanduk tapi penyuruh. Jika bukan pemuda saat ini yang merubah, maka bisa dipastikan bahwa pemuda disaat yang akan datang akan bernasib sama. Peribahasa tidak pernah berbohong, “Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”. Jika pemuda hanya mau senang dan tidak mau sakit, apakah bisa? Tidak. Jika kita mau sedih, maka ada orang yang telah kita bahagiakan. Jika kita mau bahagia, maka ada orang yang telah kita buat sedih.
            Ayolah peras keringat, berpikir dan bekerja. Sumbangkan ‘sesuatu’ untuk Indonesia saat ini ataupun disaat yang akan datang. Esok, ditentukan oleh apa yang kita lakukan hari ini. Percayalah, balasan sesuai dengan apa yang dikerjakan. Melihat pemuda berkeringat saat ini, para pemuda yang tidak berkeringat akan berkata “Mengapa bukan aku di posisi dia? Tapi biarlah, toh semua ada bagiannya”. Benar memang, pemuda hebat telah mengambil bagiannya, tapi pemuda yang belum hebat duduk santai dan sama sekali tidak berusaha mengambil bagiannya.
            Setiap rakyat Indonesia pasti memiliki impian yang baik untuk negaranya. Bukan tidak mungkin untuk terwujud, sangatlah mungkin. Meski bukan kita yang merasakan, biarkan anak cucu kita. Yang terpenting, kita merealisasikan impian itu, bukan menyimpannya begitu saja. Semisal mimpi, pengangguran di Indonesia menjadi jumlah pengangguran terkecil di dunia. Why not? Sah-sah saja, kita hadapi mimpi itu dengan usaha bukan dengan diam.
            Setetes keringat pemuda saat ini, memiliki arti yang begitu penting untuk pemuda esok. Melihat pemuda saat ini, memang sudah banyak yang muncul di media sebagai pemuda yang mau berkeringat. Tapi, jika dibandingkan dengan jumlah seluruh pemuda yang ada di Indonesia, maka hal itu hanyalah sebagian kecil saja. Tapi, bukan berarti impian kita menjadi mustahil. Jika kemauan itu ada, maka akan ada jalannya.
            Bukan tidak mungkin Indonesia menjadi salah satu negara maju. Bukan tidak mungkin jumlah kemiskinan di Indonesia menurun drastis. Bukan tidak mungkin rakyat Indonesia bisa hidup makmur dan damai. Sangatlah mungkin, adakah yang tidak dimiliki oleh Indonesia? SDA dan SDM begitu melimpah. Hanya butuh satu perintah, ’optimalkan’.
            Tugas kita (pemuda) sekarang adalah bertindak, tidak melulu mendiskusikan problema bangsa tanpa pengaplikasian solusi. Indonesia terlalu kaya untuk miskin. Indonesia terlalu kuat untuk dilemahkan. Kitalah penggerak Indonesia, ayo manfaatkan kekayaan bangsa dengan benar.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes