MENU

Hiduplah Seperti Supir Angkot



            Selasa 22/10/2013 aku meninggalkan sekolah tepat pukul 14.30 WIB. Seperti biasa, aku akan menyusuri jalanan yang tepat berada di depan Pemkab menuju sebuah halte yang cukup berkarat. Disitulah tempat aku menunggu angkot yang bertuliskan huruf N. Panas yang menyerang membuatku berpikir dan mengagumi para supir angkot. Aku ingin meniru hidup beliau-beliau semua. Ya... aku sarankan pada kalian untuk hidup seperti supir angkot. Seperti apa? Simak paragraf berikut...
            Supir angkot itu tetap melajukan angkotnya, entah itu ketika matahari malu-malu bersembunyi dibalik mendung atau ketika matahari sangar dan berani menyengat bumi, supir angkot masih maju. Itu artinya, apapun halangan dalam hidup, sebesar apapun masalah itu, sesakit apapun, teruslah maju, hadapi bukan hindari, selama kita melakukannya untuk kebaikan hidup. Jika kita menghindar, sebenarnya kita tidak merasakan hidup yang sebenarnya.
            Supir angkot itu tidak pernah berhenti berharap. Meter demi meter beliau melaju, berharap ditiap gang/ gedung ada orang yang melambaikan tangan dan akan menaiki angkotnya. Itu artinya, kita tidak boleh putus asa dan berhenti di tengah jalan. Seperti apapun hidup ini, teruslah berharap dan berusaha, biarkan Tuhan yang menentukan hasil akhirnya. Malu rasanya ya melihat judul berita ‘Hutang Melilit, Mahasiswa Bunuh Diri’. Harapan harus dibangun dan dibuat, diam di tempat bukanlah solusinya, apa lagi jika mundur. Ayo langkahkan kaki, jalani waktu, dan perbaiki diri agar harapan itu tak sekedar menjadi harapan.
            Supir angkot itu tidak pernah memundurkan angkotnya. Ada atau tidak ada penumpang, angkot tetap berjalan maju bukan? Itu artinya, supir angkot tidak mudah menyerah. Keyakinan yang mengantarkan kita pada pewujudan sebuah impian/ harapan. Hadapi segala hal yang ada di depan kita. Apapun itu. Sepinya penumpang dihari ini, tidak membuat para supir angkot berhenti dari profesinya tersebut. Sabar, itulah kuncinya. Beliau-beliau begitu sabar menghadapi kuantitas penumpangnya yang seperti roda. Terkadang penuh hingga pintu dan terkadang pula sepi tanpa seorang pun. Ketidakpastian hidup itu tidak menghalangi para supir angkot untuk mencari nafkah, karena hanya yang berusaha yang mendapatkan hasil baik. Setuju?
            Jika supir angkot bisa, kita pasti juga bisa untuk bersikap sama dan meniru beliau-beliau semua. Toh bumi kita sama, air yang kita minum pun sama, kita juga sama-sama makan nasi, dan oksigen yang kita hirup pun tak ada bedanya. So, jangan lagi beralasan dan ayo ubah cara negatif kita dalam menjalani hidup ini. Aku mencoba, kalian mencoba, itu artinya, kita semua mencoba. Good luck.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes