Home Unlabelled Asyiknya Jadi Si Bungsu
Asyiknya Jadi Si Bungsu
Atiya Fauzan September 29, 2013 0
09 April 1947. Merupakan hari kelahiran bapak. Dia menikahi umik yang lebih muda sepuluh tahun darinya, 03 Februari 1957. Ditahun 70-an keduanya menikah. Pada tanggal 12 Juni 1974 lahir putri pertama, yang diberi nama Maulu’atul Hidayah. Menyusul dua tahun setelahnya, 26 Juni 1976 lahir putri kedua yang diberi nama Nafsul Mutmainah. Setelah memiliki dua putri yang cantik-cantik, bapak dan umik pun menginginkan seorang anak berjenis kelamin laki-laki. Dan ternyata pada 11 Juli 1984 lahir Anwar Mubarak sebagai putra tunggal dari keduanya. Delapan tahun kemudian, keluarga kecil itu diramaikan oleh tangis bayi lagi, tepatnya pada 03 Juni 1992. Si mungil Atiyatul Mawaddahmenghirup oksigen dunia untuk pertama kalinya.
Menjadi si bungsu itu penuh suka duka. Dukanya, selalu menjadi sasaran dan korban untuk dijahili, dibuat nangis, dan dibuat ngambek. Sukanya, banyaaak banget. Jika menjadi bungsu dari empat bersaudara, itu artinya akan ada 3 orang yang akan perhatian, peduli, cinta, sayang, khawatir, dan cemas sama kamu. Asyik kan? Faktanya, waktu aku sakit pasca wisuda kemarin, ketiga kakakku sibuknya masya Allah, mengurusi segala hal demi kebaikan dan kesembuhanku. Aku akan coba mengurutkannya. Kakak 1 (Alamat: beda kecamatan), begitu tahu aku sakit, pagi harinya dia langsung menuju kerumahku membawakan obat+makanan kesukaanku, seharian dia menghabiskan waktunya bersamaku dan saudara-saudara yang lainnya. Kakak 2 (Alamat: bersebelahan), dia memasakkan makanan favoriteku, memaksaku minum obat, menungguku menghabiskan pil-pil yang tak bersahabat, dan selalu mengecek keadaan terkiniku. Kakak 3 (Alamat: beda desa), begitu ia tiba dirumahku dan mengetahui kalau aku sakit, ia langsung keluar dan kembali dengan membawa sekantong obat. Menggeruskan pil-pil pahit untuk dicampur dengan sesendok madu. *Karena aku tak terlalu ahli untuk menelan pil/kapsul/tablet. So Sweat...
Ini hanya contoh satu hari keasyikan menjadi si bungsu. Padahal aku masih punya ribuan cerita lain yang terukir selama 21 tahun/252 bulan/7.560 hari/181.440 jam. Bisa bayangkan berapa panjangnya jika aku tulis dengan font TNR ukuran 12 dengan spasi 1,5 ??? Sudahlah, tak perlu dibayangkan. Yang ingin aku sampaikan, aku sangat mencintai ketiga kakakku. Yang mendukungku, yang mengkritikku, yang memarahiku, yang menyayangiku, dan yang mencintaiku. Mereka seperti orang tua kedua bagiku, begitu berarti. Mereka menerimaku apa adanya sebagai seorang adik. Kurangku, mereka lengkapi. Lebihku, mereka biarkan tetap menjadi milikku. Aku harap, hubungan persaudaraan ini tetap seperti ini, tak ada yang berubah. Tanpa pertengkaran, tanpa perselisihan, dan tanpa perdebatan. Bukankah semua hal negatif bisa dicegah? Bukankah emosi bisa diredam? Bukankah semuanya memiliki daya untuk mengalah? Jika ada manusia lain yang bisa hidup damai, dan kami bisa hidup damai, tentu kalian juga bisa. Bukankah semuanya memiliki kesamaan, Ayah yang sama... Ibu yang sama... Darah yang sama...
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment