MENU

Arti “Jum’atan” Dimata Wanita



            Shalat Jum’at. Semua umat muslim juga tahu bahwa shalat jum’at atau yang lebih tren di Indonesia disebut Jum’atan, merupakan perkara wajib bagi kaum pria. Namun, ada berapa pria yang berlenggak-lenggok santai dijalanan saat sesamanya sibuk membuat shaf di Masjid kala waktu Jum’atan tiba. Aku menuliskan tulisan ini bukan berarti aku lebih tahu dari mereka, bukan. Bukan karena aku lebih paham dari mereka, bukan. Dan juga bukan karena aku lebih mengerti, sama sekali bukan. Aku menulisnya karena memang aku ingin menulisnya.

            Bagi kami, para wanita, melihat adek-adek / mas-mas / bapak-bapak / kakek-kakek yang berangkat ke Masjid waktu Jum’atan, rasanya adeeem... Semuanya nampak sama, tak ada yang berbeda. Cahaya yang sama, kharisma yang sama, penampilan yang sama. Padahal, merek pakaiannya berbeda, warna kulitnya beda, dan jumlah keriputnya juga beda. Tapi semuanya terlihat seragam dan kompak, melihat segerombolan pria (semua umur) yang melangkahkan kaki ke Masjid kala Jum’atan,terlihat berbeda dengan melihat mereka dihari-hari biasa. Entah kenapa, lebih terlihat bersahaja, lebih terlihat bersih, lebih terlihat berwibawa, lebih terlihat elegan, dan lebih terlihat bertakwa. Hal ini sesuai dengan hasil survey kecil-kecilan yang aku lakukan.
            Bagaimana dengan pria yang anti Jum’atan? Entahlah, apa yang terbesit dalam benak mereka. Suara adzan yang mengingatkan tak digubris, langkah kawan menuju masjid tak dihiraukan. Asyik menyeruput sisa-sisa kopi dalam warung, asyik nongkrong dengan kepulan asap rokok, asyik bekerja dan bekerja, asyik tiduran santai tanpa beban. Bagi kami, para wanita, melihat mereka (pria anti Jum’atan-red) lebih buruk saat seperti melihat orang gepeng dengan pakaian sobek-sobek, wajah kusam blepotan, berjalan ceker. Ilfeel paraaah... sebagus apapun pakaiannya, setampan bagaimanapun wajahnya, tak kami temukan secercah cahaya dalam diri mereka.
            Tiap waktu Jum’atan tiba, aku selalu berada dalam angkot. Perjalanan pulang dari sekolah ke pondok. Dari pemkab jember – lapangan mangli. Dan aku sudah terlalu hafal dengan suasana hari jum’at siang Kota Jember. Jama’ah shalat Jum’at tumpah ruah di masjid-masjid, namun tak kalah banyaknya juga yang masih *-*.
           

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes