Home Unlabelled Sukseslah Semuda Mungkin
Sukseslah Semuda Mungkin
Atiya Fauzan August 24, 2013 0
Usia, menjadi sesuatu yang tetap rahasia. Kapan berakhir? Tidak ada yang berani untuk menjawabnya. Kita, pemuda bangsa dan agama berusahalah untuk menjadi orang sukses semuda mungkin, semuda yang kita bisa. Karena kita tidak tahu, apakah kita akan sampai pada masa tua. Jika tidak sekarang, kapan lagi?
Bagiku, pemuda sukses itu tidak dilihat dari seberapa besar penghasilan kita perbulan, berapa penghargaan yang kita raih, berapa titel yang mengekor dibelakang nama kita, dan berapa berapa yang sejenis. Tetap bagiku, pemuda sukses itu dilihat dari seberapa besar manfaatnya bagi orang lain, seberapa banyak orang yang bahagia dengan kehadirannya, seberapa banyak karya-karya yang dilahirkan dari jiwa dan raganya (entah itu dalam bentuk suara, tulisan, gagasan, dan lain sebagainya). Dan masih bagiku, pemuda sukses adalah pemuda yang mampu membantu, menghibur, membahagiakan, dan menguntungkan bagi orang banyak.
Lihat Fatin Shidqia Lubis. Gadis berusia 17 tahun ini berusaha untuk sukses semuda mungkin. Suaranya menghibur banyak orang, karyanya menguntungkan masyarakat luas, kehadirannya dinanti ribuan pasang mata. Apa yang berbeda dari diri kita dan seorang Fatin Shidqia?
![]() |
Fatin Shidqia Lubis |
Lihat juga Riyadh Ramadhan. Pengusaha muda berusia 19 tahun asal Surabaya ini mampu memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Terbukti, lapangan baru bisa ia ciptakan. Ini jelas mengurangi pengangguran. Usahanya dibidang kuliner, juga menolong banyak orang untuk mengatasi perut kosong. Dia sukses bukan karena penghasilannya 48 juta perbulan atau bukan karena penghargaan dari Menteri pada tahun 2010. Dia masuk kategori sukses, karena dia bermanfaat bagi banyak orang, bukan segelintir orang. Jika dia bisa, kenapa kita tidak?
Riyadh Ramadhan |
Dalam perjalanan, pasti ada kerikil dan bebatuan yang akan menghalangi. Itu pasti. Kalau kita menyerah saat ini, kapan kita akan tiba? Mengikuti audisi seperti Fatin Shidqia, aku juga pernah mengalaminya. 15,5 jam aku menunggu untuk memasuki ruang audisi. Lolos tahap pertama dan gagal ditahap kedua. (Audisi Da’i bukan Nyanyi). Mencoba merintis usaha seperti Riyadh? Aku juga pernah. Berkali-kali gagal dan gulung tikar. Tapi tahun ini aku masih ingin mencoba. Dalam dunia tulis menulis, puluhan kali aku kalah dalam perlombaan, tapi bukan untuk menang tujuanku menulis. Hanya untuk dibaca dan agar aku tidak berhenti menulis.
Atiyatul Mawaddah *Bercadar Dalam Dunia Maya |
Jika terluka dalam perjalanan, carilah bantuan dan obat terdekat. Kemudian bangkitlah, dan dengan sendirinya kita akan lebih mengenal jalan yang kita lalui untuk tidak terjatuh serta terluka kembali.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment