Home Unlabelled Hari Ke-2 (Blusukan Pecinan rek!) 23 Januari 2013
Hari Ke-2 (Blusukan Pecinan rek!) 23 Januari 2013
Atiya Fauzan January 24, 2013 0
08.30, kakiku sudah menapaki aspal gang kecil pabrik kulit surabaya. Seorang diri aku sebrangi jalan menuju kantor JTV. Sesampainya, aku melekatkan tubuh pada deretan kursi yang tepat berada di depan ruang redaksi lantai 2. Menit-menit menunggu memang selalu mebosankan, alhasil, aku buka buku yang ku rebahkan dalam ransel pink-ku. "Jejak Hidup Pirmani" tergapai oleh rengkuhan tanganku. Aku coba meneruskan membaca sesuai tanda yang sudah aku torehkan sebelumnya. Mengalir saja, menikmati tiap kata yang tersusun dan sarat ilmu. Satu jam berlalu, Mbak Selvy yang harusnya kutemui jam 9 tak kunjung datang. Tiba-tiba pegawai JTV berkaca mata menyapaku ramah, "Lagi ngapain mbak?" Akupun menjawab tak kalah ramah, "Nunggu mbak Selvy untuk liputan pak".
30 menit berlalu, 60 menit berlalu, dan didetik-detik halaman terakhir buku terbitan Elex Media Komputindo ini, pegawai JTV berkaca mata tadi menghampiriku. Kembali diluncurkan pertanyaan untukku. "Anak magang ya mbak?" Aku menjawab jujur, "Iya pak". "Mau ketemu sama Selvy Blusukan Pecinan?", aku kembali mengiyakan pertanyaannya. Dengan ramah, pegawai bertubuh tinggi tersebut mempersilahkan aku untuk memasuki ruang redaksi. Akupun dihadapkan di depan komputer, dengan peintah untuk mencari file blusukan pecinan, dan mempelajarinya. Detik demi detik aku pelajari file yang ada, seru, banyak hal baru yang kutemukan. Menginjak file ke-sekian, mbak Selvy muncul dihadapanku, lengkap dengan riasan ala china-nya. "Ayo berangkat" ajak pegawai JTV yang kutemui pagi tadi, ternyata beliau adalah produser blusukan pecinan.
Dengan menggunakan mobil dinas JTV, akupun meluncur bersama mbak Selvy dan pak Gigik selaku produser acara. Di barisan kedua, aku duduk bersama tas, minuman, dan perlengkapan lainnya. Tujuan pertama adalah, koran nusantara yang menggunakan bahasa mandarin. Setelah beberapa rambu dilalui, tiba juga didepan gedung sederhana dengan dominasi warna merah. Kami bertiga turun dari mobil, bersiap untuk melakukan syuting. Tapi, masalah selalu ada dalam hidup manusia. Hari itu libur kerja, kamipun kembali dengan sedikit riasan kecewa. Tak patah semangat, mbak selvy menawarkan ide untuk ke sebuah radio yang juga murni berbahasa mandarin. Alhasil, mobil kijang putih milik JTV pun dipacu berbelok mencari alamat radio yang bertengger di jalan jawa tersebut. Dengan susah payah, akhirnya radio bersuasana rindang tersebut, kami temukan. Kembali kami bertiga turun dari mobil, berharap syuting bisa dilangsugkan. Namun, masalah tak kunjung mau pergi. Aturan yang ribet membuat kami untuk segera berpamitan, karena pihak radio tidak bisa mngijinkan kami untuk syuting pada hari tersebut.
Singgasana, merupakan tujuan akhir selanjutnya. Hotel mewah yang didominasi warna coklat muda ini, menyambut kami dengan hangat dan ramah. Minuman jahe segar disuguhkan untuk kami bertiga, obrolan ringan dengan pihak hotelpun tak terhindarkan. Tak lama setelah itu, sebuah pemotretan model berbaju batik, menjadi incaran pak gigik. Tanpa perintah, beliau langsung menyorot angle dan mengabadikannya. Usai itu, sup asparagus ala hotel kami cicipi dibawah suasana mewah. Suguhan belum berhenti, makanan berat (nasi) lengkap dengan lauk pauknya, tak bisa kami tolak. Pihak hotel, yang ku ketahui bernama mbak firtha, begitu hangat dalam penyambutan kedatangan kami bertiga.
Dengan makanan penutup, aneka buah segar yang terpaksa kami tolak, mengakhiri jamuan, dan syutingpun dimulai. Mbak selvy bersiap and action !!! Pak gigik mengajarkan banyak ilmu padaku saat pengambilan gambar. Ilmu yang sudah pernah ku peroleh di bangku kampus, bertambah ragamnya dengan penjelasan singkat dari pegawai senior JTV tersebut.
Dengan seksama aku mengamati mbak selvy, menyerap ilmu sebagai presenter, meski ada beberapa kesalahan yang dilakukan wanita keturunan tersebut, tapi akhirnya perfect juga. Setelah opening dan closing blusukan pecinan berlatar suasana imlek di Hotel Singgasana selesai, kami pun bepamit pulang tepat pukul 16.30. Sebuah kalender cantik menjadi buah tangan untuk dibawa kami pulang. (Terima kasih)
Selesai liputan, aku kembali berdiskusi dengan rekan PPL, Afwan. Apa yang akan kita lakukan esok, ide apa yang akan ditukar, hambatan apa saja yang dihadapi, tujuan apa yang akan dicapai, dan lainnya, menjadi materi istiqomah yang selalu diutarakan.
Menjalang sore ditutup, aku kembali ke kamar kos. Istirahat,,,
30 menit berlalu, 60 menit berlalu, dan didetik-detik halaman terakhir buku terbitan Elex Media Komputindo ini, pegawai JTV berkaca mata tadi menghampiriku. Kembali diluncurkan pertanyaan untukku. "Anak magang ya mbak?" Aku menjawab jujur, "Iya pak". "Mau ketemu sama Selvy Blusukan Pecinan?", aku kembali mengiyakan pertanyaannya. Dengan ramah, pegawai bertubuh tinggi tersebut mempersilahkan aku untuk memasuki ruang redaksi. Akupun dihadapkan di depan komputer, dengan peintah untuk mencari file blusukan pecinan, dan mempelajarinya. Detik demi detik aku pelajari file yang ada, seru, banyak hal baru yang kutemukan. Menginjak file ke-sekian, mbak Selvy muncul dihadapanku, lengkap dengan riasan ala china-nya. "Ayo berangkat" ajak pegawai JTV yang kutemui pagi tadi, ternyata beliau adalah produser blusukan pecinan.
Dengan menggunakan mobil dinas JTV, akupun meluncur bersama mbak Selvy dan pak Gigik selaku produser acara. Di barisan kedua, aku duduk bersama tas, minuman, dan perlengkapan lainnya. Tujuan pertama adalah, koran nusantara yang menggunakan bahasa mandarin. Setelah beberapa rambu dilalui, tiba juga didepan gedung sederhana dengan dominasi warna merah. Kami bertiga turun dari mobil, bersiap untuk melakukan syuting. Tapi, masalah selalu ada dalam hidup manusia. Hari itu libur kerja, kamipun kembali dengan sedikit riasan kecewa. Tak patah semangat, mbak selvy menawarkan ide untuk ke sebuah radio yang juga murni berbahasa mandarin. Alhasil, mobil kijang putih milik JTV pun dipacu berbelok mencari alamat radio yang bertengger di jalan jawa tersebut. Dengan susah payah, akhirnya radio bersuasana rindang tersebut, kami temukan. Kembali kami bertiga turun dari mobil, berharap syuting bisa dilangsugkan. Namun, masalah tak kunjung mau pergi. Aturan yang ribet membuat kami untuk segera berpamitan, karena pihak radio tidak bisa mngijinkan kami untuk syuting pada hari tersebut.
Singgasana, merupakan tujuan akhir selanjutnya. Hotel mewah yang didominasi warna coklat muda ini, menyambut kami dengan hangat dan ramah. Minuman jahe segar disuguhkan untuk kami bertiga, obrolan ringan dengan pihak hotelpun tak terhindarkan. Tak lama setelah itu, sebuah pemotretan model berbaju batik, menjadi incaran pak gigik. Tanpa perintah, beliau langsung menyorot angle dan mengabadikannya. Usai itu, sup asparagus ala hotel kami cicipi dibawah suasana mewah. Suguhan belum berhenti, makanan berat (nasi) lengkap dengan lauk pauknya, tak bisa kami tolak. Pihak hotel, yang ku ketahui bernama mbak firtha, begitu hangat dalam penyambutan kedatangan kami bertiga.
Dengan makanan penutup, aneka buah segar yang terpaksa kami tolak, mengakhiri jamuan, dan syutingpun dimulai. Mbak selvy bersiap and action !!! Pak gigik mengajarkan banyak ilmu padaku saat pengambilan gambar. Ilmu yang sudah pernah ku peroleh di bangku kampus, bertambah ragamnya dengan penjelasan singkat dari pegawai senior JTV tersebut.
Dengan seksama aku mengamati mbak selvy, menyerap ilmu sebagai presenter, meski ada beberapa kesalahan yang dilakukan wanita keturunan tersebut, tapi akhirnya perfect juga. Setelah opening dan closing blusukan pecinan berlatar suasana imlek di Hotel Singgasana selesai, kami pun bepamit pulang tepat pukul 16.30. Sebuah kalender cantik menjadi buah tangan untuk dibawa kami pulang. (Terima kasih)
Selesai liputan, aku kembali berdiskusi dengan rekan PPL, Afwan. Apa yang akan kita lakukan esok, ide apa yang akan ditukar, hambatan apa saja yang dihadapi, tujuan apa yang akan dicapai, dan lainnya, menjadi materi istiqomah yang selalu diutarakan.
Menjalang sore ditutup, aku kembali ke kamar kos. Istirahat,,,
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment