MENU

Belajar Dari Anak Kecil (by: Atiyatul Mawaddah binti Fauzan)

“Belajar Dari Anak Kecil”

“Menjadi juara memang mebanggakan. Tapi lebih membanggakan lagi jika mampu menciptakan juara-juara baru”. Sebuah kalimat sederhana yang memiliki makna dalam terucap dari bocah yang masih duduk di bangku SMP. Tak semua manusia di Indonesia mampu mengatakannya apalagi mempraktekkannya. Tapi salah seorang anak kecil, pembuat game mampu mengaplikasikannya. Menyabet piala disana-sini namun mampu menyiapkan calon-calon penerima piala selanjutnya. Patut diacungi jempol.

Sedangkan orang-orang dewasa sulit untuk mengikuti kalimat diatas. Bahkan orang-orang tersebut berlomba-lomba untuk mempertahankan diri menjadi sang juara. Tidak mau mengalah dan egois. Merasa sedih jika dirinya digantikan, bukannya bangga. Dimana rasa malunya disembunyikan.

Perbedaan yang terjadi sangat jauh. Yakni, dari segi usia dan pendidikan. Rasa peduli orang yang berumur (kepala tiga, empat, atau lima) bisa dikalahkan oleh anak kecil yang usianya tidak lebih dari 14 tahun. Sungguh lucu orang-orang dinegeriku. Memperebutkan juara dan kedudukan. Selalu orang-orang beruban dan kuat (memiliki kuasa) yang menduduki tingkat teratas. Lalu kapan kesempatan untuk kami, si rambut hitam tanpa keriput.

Dari segi pendidikan, jangan diremehkan pemikiran anak SD, SMP, dan SMA. Belum tentu sang sarjana lebih baik dari anak SD. Sang Magister lebih benar dari anak SMP. Dan sang Doktor lebih bijak dari anak SMA. Buktinya, anak kecil dengan polosnya mengatakan bahwa dia lebih bangga menciptakan juara-juara baru. Para pemilik gelar, tertawa untuk dirinya sendiri. Baru menyadari, tak mengapa yang penting ada niat untuk berubah. Jangan sakit hati tapi berbahagialah. Tak perlu malu belajar dari anak kecil.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes