Nge-HOOQ ala Ibu Guru, Dimana Saja Kapan Saja


Perkenalkan, namaku Atiya, salah satu guru di SMK Negeri 4 Jember. Di sekolah yang terletak di jantung kota Jember tersebut, aku mengampu mata pelajaran Produktif Broadcasting. Menjadi bagian dari perfilman, aku begitu pemilih dalam hal 'nonton'. Tidak semua film aku lahap begitu saja. Biasanya, aku terlebih dahulu melihat resensi yang pernah ada akan film tersebut, atau terkadang juga memperhatikan siapa sutradaranya dan siapa saja pemainnya. Dan yang tak kalah penting juga adalah alur ceritanya. Jika semua elemen terpenuhi dengan sempurna, maka menonton film dengan judul yang sama pun berulang kali, rasa asyiknya tak berbeda.

Menurutku, film yang bagus adalah film yang mampu menarik penikmatnya dimenit-menit pertama. Entah dari visual, audio, dan yang lainnya.

Membicarakan masalah film, aku sangat menyukai aktifitas yang bernama 'nonton'. Mungkin karena aku dulu kuliah di broascasting dan kerjanya pun tetap tentang broadcasting, jadi aku merasa tertarik dan ketagihan ketika menonton film. Menikmati adegan per adegan, memerhatikan tentang pengambilan gambar, akting pemain, backsound, hingga wardrobe yang dikenakan.

Bagiku, sebuah film mampu memberi kita ribuan pengalaman, pelajaran, dan pengetahuan baru.

Aku yang memiliki hobi menulis, otomatis menjadikan 'nonton film' sebagai agenda rutin harian, untuk menunjang imajinasi yang luar biasa serta pengasahan tentang alur sebuah cerita. Jadi, untuk memenuhi kebutuhanku akan film, aku sempat mencari layanan penyedia konten video on demand terbaik yang pernah ada. Dan akhirnya aku menemukan HOOQ, yang memiliki 10.000 film serta serial.

Aku pun mulai mengunduh aplikasi HOOQ di playstore. Hanya dengan biaya abnomen 49.500 rupiah saja, dan pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit atau melalui pemotongan pulsa. Berhubung aku tidak memiliki credit card, maka aku pilih cara pembayaran yang kedua.



Dan mengenai 'nonton film' di HOOQ, biasanya aku memulainya dengan mengunduh video yang diinginkan (untuk ditonton nanti) karena di HOOQ bisa menggunakan offline mode. Sambil mengunduh, aku memasuki kelas dan memulai pembelajaran (maklum, sekolah tempat aku mengajar terletak di pusat kota, jadi sinyal untuk data internetku dijamin lancar). Dua atau tiga jam setelah mengajar, aku akan memasuki waktu istirahat. Daripada nge-jajan yang bikin gemuk atau nge-gosip yang bikin dosa, lebih baik nge-HOOQ yang bikin happy. Iya kan?

Hebatnya lagi, dalam offline mode, aku bisa menyimpan hingga 5 video. Jadi, waktu berjam-jam menunggu hingga jam pelajaran berikutnya, aku bisa asyik nge-HOOQ (selama tidak ada tugas tambahan bagi guru). 

Tak hanya di sekolah, aku juga bisa nge-HOOQ di angkutan umum selama perjalanan pulang dari kantor. Dan biasanya nge-HOOQ juga aku lakoni ketika menunggu jam pulang kerja suami yang berbeda denganku, tepat diruang tunggu kantornya.


Mulai dari pagi hingga sore, aku nge-HOOQ sendirian di tempat kerja hingga di angkot. Namun untuk malam hari, biasanya aku nge-HOOQ bersama suami. Tertawa dan deg-degan bersama menikmati setiap menit dari film yang kami tonton. 

Setelah bangun dari tidur, aktifitas nge-HOOQ kemarin yang asyik mampu membuat otakku lebih fresh dengan melahirkan imajinasi-imajinasi baru, yang biasanya langsung aku tuliskan dalam laptop kesayangan. Dan juga, dari nge-HOOQ pengetahuanku akan film bertambah. Ini jelas membantuku dalam memberikan ilmu tentang perfilman pada anak didikku di sekolah. 

So, thanks HOOQ.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes