Ayat Kursi? Yang Mana Ya Bu?


Kontrak belajar kami (aku dan siswa XI BC) sepakati, bukan sebagai hiasan semata, tapi untuk mempelajari arti disiplin lebih dalam lagi. Dan semuanya dibuat atas kesepakatan bersama, tanpa ada keberatan diantara dua pihak.

Beberapa pelanggaran seperti, terlambat masuk kelas, seragam tidak lengkap/rapi, menggunakan gadget tanpa izin, makan dalam jam pelajaran, mengganggu/menghina teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya, akan mendapatkan 'hadiah' spesial dariku. Yaitu menulis/ membaca/ menghafal Alqur'an (muslim) sedangkan untuk non muslim berkaitan dengan wawasan kebangsaan.

Semua pelanggaran dan semua kebaikan yang mereka (siswa/siswi) lakukan, akan mendapat paraf dariku, yang tersimpan di halaman terakhir buku masing-masing, lengkap dengan apa yang harus mereka terima.

Mengenal kelas ini untuk pertama kali, saat ada yang kuminta membacakan Ayat Kursi, beberapa dari mereka (yang melanggar) bingung dan bengong, tidak tahu apa itu Ayat Kursi dan bagaimana lafadznya.

Aku yang kaget dan heran, semakin menggebu-gebu untuk tetap menjalankan kontrak belajar ini. 'Mencintai Alqur'an'.

Dan satu persatu dari mereka mulai belajar untuk menghafal (dari surah terakhir, AnNaas). Meski perlahan, aku begitu membanggakan usaha dan tekad mereka, untuk tidak memiliki hutang hafalan (yang aku tulis bersamaan dengan paraf di halaman terakhir buku masing-masing)

Alhamdulillah, mereka mulai mengenal banyak ayat suci Alqur'an, sudah hafal ayat kursi, dan sudah hafal beberapa surah pendek.

Semangat ! Fighting ! Ganbatte !

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes