#SayaNgeblogKarena Berbagi Cerita Itu Indah


#SayaNgeblogKarena berbagi cerita itu indah. Sejak akhir tahun 2010, saya resmi menjadi blogger Indonesia. Meski tidak ada pelantikan khusus, saya menyebut diri sendiri sebagai blogger sejak memiliki blog pribadi. Apapun saya tulis di blog, tanpa kekhususan. Ide cerita fiksi yang dikembangkan menjadi cerita pendek atau cerita bersambung, kritik saran terhadap individu atau lembaga, kisah pribadi selama menjadi seorang mahasiswa atau guru, cerita dari alam atau manusia sekitar, dan hingga kumpulan kalimat romantis, inspiratif, serta religius.

#IstanaTulisan, begitulah saya menamai blog dengan total 457 pos tulisan tersebut tepat di HARI BLOGGER NASIONAL 2016. Di dalam blog, saya bercerita apa saja dan untuk siapa saja. Memang banyak yang mengatakan bahwa tanpa spesifikasi, blog terasa kurang konsisten. Tapi bagi saya, blog yang keren bukan yang memiliki jutaan viewer dengan ratusan tulisan yang bertemakan sama. Namun, blog yang keren adalah blog yang mewakili ‘rasa’ pemiliknya, jujur, apa adanya, tanpa plagiat tak terhormat.

Dan, blog artinya lebih dari sebuah diary atau kumpulan tulisan. Memang, hari ini saya bisa menulis cepren, esoknya feature kuliner, dan lusa opini politik. Kebebasan menulis, itulah yang saya dambakan. Murni hanya untuk menumpahkan segala kosa kata yang berkeliaran dalam pikiran dan menyampaikan cerita-cerita yang menyesakkan dada jika tidak dikisahkan. Bercerita saja indah, hati terpuaskan. Apalagi jika mendapatkan feedback yang positif dari pembaca. Ternyata tulisan sederhana yang lahir dari pikiran dan jemari saya, mampu membahagiakan serta menginspirasi orang lain. Indahnya.

Dari beberapa yang telah diposting di blog, banyak keindahan yang saya dapatkan dari dampak membagikan sebuah karya sederhana, barisan kalimat berupa tulisan.

Pertama, ketika saya begitu rajin men-share tulisan-tulisan yang berbau tema ‘Katakan TIDAK pada Seks Bebas dan Pacaran’, memang ada yang tersindir hingga mencibir, namun tidak sedikit pula yang membaca tulisan tersebut menggunakan mata hati. Hingga tergerak untuk menjadi wanita yang lebih berharga dan terhormat. Pengaplikasian kehidupan sehat seperti itu jelas membuat saya bangga dan bahagia. Bagaimana tidak, semakin banyak yang sadar, semakin banyak pula generasi yang terselamatkan. Tak jarang, beberapa orang yang membaca tulisan-tulisan tersebut, berani bercerita langsung kisahnya pada saya pribadi. Saya tidak pernah menyangka bahwa rangkaian kalimat sederhana itu mampu membuat seseorang untuk mengintropeksi dan memperbaiki diri. Speechless!

Kedua, ketika saya memposting tulisan yang berisi profil seseorang yang begitu saya kagumi kehebatan sikapnya. Sesosok guru yang rela gaji bulanannya digunakan untuk membayar iuran bulanan (SPP) anak didiknya yang kurang mampu dan berstatus yatim piatu. Semua beliau lakukan agar tak ada yang putus sekolah dan setiap anak berhak untuk mengenyam pendidikan. Salut! Dan dampak dari tulisan singkat tentang profil yang patut dicontoh tersebut, banyak yang mengapresiasi serta turut mendoakan beliau untuk tetap menjadi sosok guru yang memiliki kemuliaan hati yang luar biasa. Segelintir manusia yang terinspirasi mencoba untuk meniru perilaku yang sama, hal ini membuktikan bahwa masih banyak orang baik di dunia ini. Satu kebahagiaan dan keindahan tambahan kembali saya rasakan. Hanya dengan sebuah tulisan singkat, mampu melahirkan perbuatan-perbuatan baik. (Tak percaya).

Ketiga, ketika saya rutin memposting puisi, cerpen, dan cerbung di blog. Ada beberapa pelajar SMP dan SMA dari berbagai kota yang mengirimkan pesan langsung pada saya di salah satu media sosial. Mereka menyukai karya fiksi tersebut, mereka terhanyut, mereka mengapresiasi, mereka memuji, dan pada akhirnya mereka ingin belajar menulis. Mungkin keinginan ‘mencoba menulis’ itu muncul karena mereka ingin bisa membuat cerita yang sama dan bisa menuliskan ide-ide kreatif yang sebenarnya sudah lama ada, namun tak pernah dituliskan karena takut mencoba. Dan entah kenapa, mereka ‘memilih’ saya. Padahal ada banyak ribuan novel dan kumpulan cerpen yang telah diterbitkan sebelumnya oleh penulis-penulis kelas kakap. Mungkin karena para penulisnya yang seakan ‘tidak bisa dijamah’ hingga mereka lebih memilih untuk menyampaikan hasratnya kepada penulis cerita fiksi kelas teri seperti saya. Duh, rasanya bahagia dan indah sekali, bisa bertukar cerita dan berbagi ilmu dengan orang-orang yang bertatap muka saja belum pernah. Meski masih sama-sama belajar, menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain, sungguh kenikmatan yang luar biasa. Karena tidak semua manusia ‘bisa’ dan ‘mau’ untuk melakukannya.


4 comments :

  1. Kalau aku, aku ngeblog karena hobi membaca dan menulis, berbagi ilmu dari hobiku, dan sebagai mata pencaharian

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama mas amir, ngeblog karena itu juga. kalo yang terakhir tergantung rejekinya saja ^_^

      Delete
  2. dengan punya blog kita bebas ber-expresi yaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mbak, blog tempat kita ngeluarin expresi2 & unek2 ^_^

      Delete

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes