Home Hari Blogger Nasional #SayaNgeblogKarena Berbagi Cerita Itu Indah
#SayaNgeblogKarena Berbagi Cerita Itu Indah
Atiya Fauzan November 06, 2016 4
#SayaNgeblogKarena berbagi cerita itu indah. Sejak
akhir tahun 2010, saya resmi menjadi blogger Indonesia. Meski tidak ada
pelantikan khusus, saya menyebut diri sendiri sebagai blogger sejak memiliki
blog pribadi. Apapun saya tulis di blog, tanpa kekhususan. Ide cerita fiksi
yang dikembangkan menjadi cerita pendek atau cerita bersambung, kritik saran
terhadap individu atau lembaga, kisah pribadi selama menjadi seorang mahasiswa
atau guru, cerita dari alam atau manusia sekitar, dan hingga kumpulan kalimat
romantis, inspiratif, serta religius.
#IstanaTulisan,
begitulah saya menamai blog dengan total 457 pos tulisan tersebut tepat di HARI
BLOGGER NASIONAL 2016. Di dalam blog, saya bercerita apa saja dan untuk siapa
saja. Memang banyak yang mengatakan bahwa tanpa spesifikasi, blog terasa kurang
konsisten. Tapi bagi saya, blog yang keren bukan yang memiliki jutaan viewer
dengan ratusan tulisan yang bertemakan sama. Namun, blog yang keren adalah blog
yang mewakili ‘rasa’ pemiliknya, jujur, apa adanya, tanpa plagiat tak
terhormat.
Dan, blog artinya lebih dari sebuah diary atau kumpulan tulisan. Memang, hari ini saya bisa menulis
cepren, esoknya feature kuliner, dan lusa opini politik. Kebebasan menulis,
itulah yang saya dambakan. Murni hanya untuk menumpahkan segala kosa kata yang
berkeliaran dalam pikiran dan menyampaikan cerita-cerita yang menyesakkan dada
jika tidak dikisahkan. Bercerita saja indah, hati terpuaskan. Apalagi jika
mendapatkan feedback yang positif
dari pembaca. Ternyata tulisan sederhana yang lahir dari pikiran dan jemari
saya, mampu membahagiakan serta menginspirasi orang lain. Indahnya.
Dari
beberapa yang telah diposting di blog, banyak keindahan yang saya dapatkan dari
dampak membagikan sebuah karya sederhana, barisan kalimat berupa tulisan.
Pertama, ketika saya begitu rajin men-share tulisan-tulisan yang berbau tema
‘Katakan TIDAK pada Seks Bebas dan Pacaran’, memang ada yang tersindir hingga
mencibir, namun tidak sedikit pula yang membaca tulisan tersebut menggunakan
mata hati. Hingga tergerak untuk menjadi wanita yang lebih berharga dan
terhormat. Pengaplikasian kehidupan sehat seperti itu jelas membuat saya bangga
dan bahagia. Bagaimana tidak, semakin banyak yang sadar, semakin banyak pula
generasi yang terselamatkan. Tak jarang, beberapa orang yang membaca
tulisan-tulisan tersebut, berani bercerita langsung kisahnya pada saya pribadi.
Saya tidak pernah menyangka bahwa rangkaian kalimat sederhana itu mampu membuat
seseorang untuk mengintropeksi dan memperbaiki diri. Speechless!
Kedua, ketika saya memposting tulisan
yang berisi profil seseorang yang begitu saya kagumi kehebatan sikapnya. Sesosok
guru yang rela gaji bulanannya digunakan untuk membayar iuran bulanan (SPP)
anak didiknya yang kurang mampu dan berstatus yatim piatu. Semua beliau lakukan
agar tak ada yang putus sekolah dan setiap anak berhak untuk mengenyam
pendidikan. Salut! Dan dampak dari tulisan singkat tentang profil yang patut
dicontoh tersebut, banyak yang mengapresiasi serta turut mendoakan beliau untuk
tetap menjadi sosok guru yang memiliki kemuliaan hati yang luar biasa.
Segelintir manusia yang terinspirasi mencoba untuk meniru perilaku yang sama, hal
ini membuktikan bahwa masih banyak orang baik di dunia ini. Satu kebahagiaan
dan keindahan tambahan kembali saya rasakan. Hanya dengan sebuah tulisan
singkat, mampu melahirkan perbuatan-perbuatan baik. (Tak percaya).
Ketiga, ketika saya rutin memposting puisi,
cerpen, dan cerbung di blog. Ada beberapa pelajar SMP dan SMA dari berbagai
kota yang mengirimkan pesan langsung pada saya di salah satu media sosial.
Mereka menyukai karya fiksi tersebut, mereka terhanyut, mereka mengapresiasi,
mereka memuji, dan pada akhirnya mereka ingin belajar menulis. Mungkin keinginan
‘mencoba menulis’ itu muncul karena mereka ingin bisa membuat cerita yang sama
dan bisa menuliskan ide-ide kreatif yang sebenarnya sudah lama ada, namun tak
pernah dituliskan karena takut mencoba. Dan entah kenapa, mereka ‘memilih’
saya. Padahal ada banyak ribuan novel dan kumpulan cerpen yang telah
diterbitkan sebelumnya oleh penulis-penulis kelas kakap. Mungkin karena para
penulisnya yang seakan ‘tidak bisa dijamah’ hingga mereka lebih memilih untuk
menyampaikan hasratnya kepada penulis cerita fiksi kelas teri seperti saya.
Duh, rasanya bahagia dan indah sekali, bisa bertukar cerita dan berbagi ilmu
dengan orang-orang yang bertatap muka saja belum pernah. Meski masih sama-sama
belajar, menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain, sungguh
kenikmatan yang luar biasa. Karena tidak semua manusia ‘bisa’ dan ‘mau’ untuk
melakukannya.
About Author
Ibu rumah tangga yang selalu dibuat bahagia oleh imam hidupnya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Kalau aku, aku ngeblog karena hobi membaca dan menulis, berbagi ilmu dari hobiku, dan sebagai mata pencaharian
ReplyDeletesama mas amir, ngeblog karena itu juga. kalo yang terakhir tergantung rejekinya saja ^_^
Deletedengan punya blog kita bebas ber-expresi yaa :)
ReplyDeletebener banget mbak, blog tempat kita ngeluarin expresi2 & unek2 ^_^
Delete