Pesan Dari Masjidil Haram

            Jumat pagi, aku baru sempat mengaktifkan handphone yang sudah sekarat sejak semalam akibat pemadaman ‘akbar’ di kota Jember. Ada banyak rentetan pesan yang masuk. Satu per satu aku baca, namun aku tercengang di pesan terakhir. Air mata menggenang dengan sendirinya tanpa perintah, aku nyaris menangis. Pesan singkat dari kakak sulungku yang sedang menunaikan ibadah haji. Sederet pernyataan kabar dan pertanyaan kabar pula, (pesan yang ditampilkan adalah pesan yang telah disunting) “Assalamu’alaikum sayang. Aku baru saja dari Masjidil Haram. Disini sudah jam 11 malam, kamu apa kabar? Kalian apa kabar? Hayo kalian mau titip apa?” Speechless, aku terdiam.
            Saat kakak sulungku masih di Indonesia dan disaat ini ia berada di tanah suci Makkah, rasanya beda. Rinduku yang aku simpan beda. Cinta yang aku pendam juga beda. Dan sayang yang aku miliki untuknya pun beda. Rasanya rinduku semakin dalam, cintaku semakin kuat, dan sayangku semakin besar. Sebelumnya, saat kakak sulung berkunjung ke rumah dan berpamitan pulang, ya biasa saja. Atau saat aku harus berpisah dengannya karena kembali ke Jember, ya biasa saja. Rindu? Pasti. Tapi tidak pernah sedalam ini. Dan saat ini yang aku rasakan adalah sering bertanya-tanya, mbak sedang apa, bagaimana kabarnya, bagaimana kesehatannya, dan lainnya. Sosoknya semakin menari-nari di benakku. Mungkin benar kata orang, perpisahan lah yang membuat pertemuan itu terasa berharga. Aku merasakannya sekarang.
            Dalam pesan itu, hal lain yang membuatku bahagia adalah, ‘Aku baru saja dari Masjidil Haram’. Aku bersyukur kakakku akhirnya menginjakkan kaki dan melihat langsung Masjidil Haram, masjid yang diimpikan oleh semua umat muslim. Terharu, bertanya-tanya kapan aku akan mendapatkan panggilan yang sama untuk merasakan hal yang paling membahagiakan tersebut. Selama ini, aku hanya mendengar ‘cerita’nya saja, dari ayah, ibu, paman, bibi, sepupu, dan lainnya. Masjid yang juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji ini, begitu umat muslim impikan. Menurut hadits shahih, satu kali salat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Semoga kita semua mendapatkan panggilan dari Allah untuk menunaikan ibadah haji, segera mungkin... Aamiin.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes