Si Peringkat 253


            “Lek, aku di terima lho di SMP Negeri 3 Darul Ulum Jombang ” ucap Epik (keponakan abstrakku) begitu aku menginjak lantai rumah saat libur panjang lebaran. Wah aku turut bahagia atas kesuksesannya memasuki sekolah favoritnya tersebut. Dari 856 lebih pendaftar, SMP yang memiliki 11 ekstrakurikuler tersebut hanya menerima sekitar 240 siswa.
            “Tapi, penerimaanku disana, penuh drama lek” ujar Epik saat malam menjelang. Dia yang merengek minta menginap di rumahku, dengan semangat ’45 menceritakan lika-liku kisahnya dalam mengenakan seragam putih biru. Ternyata, Epik masuk dalam daftar peserta didik baru yang tidak lolos dalam penerimaan di SMP Negeri 3 Darul Ulum Jombang. Alhasil dia menangis, karena sekolah impiannya tak bisa ia sentuh seumur hidup. Epik begitu terobsesi dengan SMP Negeri 3 Darul Ulum Jombang karena kakaknya, juga jebolan dari SMP yang sama. Setelah memiliki mata bengkak akibat menangis serta setelah Abi dan Umiknya memberi motivasi juga semangat untuk menimba ilmu di tempat yang berbeda dengan kakaknya, namun tetap dalam lingkup PP Darul Ulum Jombang. Epik memiliki keyakinan (Abi dan Umiknya juga) untuk kembali melihat pengumuman penerimaan peserta didik baru SMP Negeri 3 Darul Ulum Jombang. Keesokan harinya, Epik kembali pada internet dan ada perubahan luar biasa yang terjadi dalam pengumuman tersebut. Hasilnya, Epik tidak bisa berhenti tersenyum satu bulan penuh. Dia lolos. Perubahan peserta yang lolos dari 240 siswa menjadi 310 siswa. Dan dengan bangganya Epik berkata, “Aku peringkat 253 lho Lek.”
            Saat Epik berkata “Aku peringkat 253 lho Lek”, aku hanya bisa tersenyum lebar. 253? Peringkat? Hah, ada-ada saja si Epik. Dimataku, dia anak kecil yang penuh syukur. Di sekolah formalnya (SD TARUNA DRA.ZULAIKHA), Epik tak pernah masuk dalam 3 besar atau bahkan 5 besar. Tapi tiap penerimaan rapor, dia dengan begitu bangganya menduduki peringkat 13, 17, pernah juga 10. Dia sibuk berkoar-koar dengan peringkatnya, karena menganggap dirinya hebat atas segala bakat yang ia miliki. Saat menduduki peringkat belasan, dan ada yang meremehkannya, maka dengan dada tegak dia berkata, “Temenku lho malah peringkat 36. Masih bagus aku.” Begitulah dia, memiliki tingkat percaya diri yang luar biasa. Selalu optimis, bahwa dia lebih baik dari oranglain dan bisa lebih baik dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Maka tak heran dia begitu mencintai ‘panggung’. Dia suka tampil di depan khlayak ramai dan dia suka ‘diperhatikan’. Maka saat satu kelas dengannya, temannya tak perlu bingung untuk mencari peserta yang akan diikutkan lomba membaca puisi, pidato, tartil, menyanyi di sekolah. Epik selalu siap.

***6-Agustus-2015, selamat jalan Epik, semoga kamu ‘kerasan’ di pondok. Jadi santri yang baik ya, Lek disini selalu mendo’akan yang terbaik juga untuk kamu. Selamat menimba ilmu, selamat menjalani kehidupan yang baru, dan selamat berkarya didalam sana. Sampai jumpa di hari kelulusanmu nanti, Juli 2021. Semoga kita semua diberi umur panjang. Yang betah ya sayang…  (See you, Devi Qathrunnada Daroini *Epik*)
           


Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes