Kota Tanpa Malam




            “Sudah malam, ayo tidur nak” ucap seorang ibu. Atau “Kerjanya ditunda dulu pa, sudah malam” ucap seorang istri. Membaca ungkapan-ungkapan itu, tentunya pernah kita alami atau melihatnya secara langusung. Iya kan? Karena bagi umat manusia pada umumnya, waktu malam identik dengan keheningan, kesunyunian, tanpa aktifitas. Namun, baru saat ini aku tahu bahwa ternyata ada kota tanpa malam (bukan arti sebenarnya ya). Kota yang tak pernah sepi dan sunyi. Kota yang selalu aktif. Kota yang penuh sesak segala macam rutinitas. Tanpa istirahat, tanpa jeda. Itulah Jakarta.
            Jadi begini ceritanya. Beberapa waktu lalu, ketika aku berkunjung ke ibu kota negeri kita tercinta, ada sebuah kesempatan untuk menikmati bumi Jakarta dibawah payungan langit yang bertabur bintang. Bersama salah seorang sahabat baikku, aku mencicipi gelapnya malam sang metropolitan.  Dan apa yang aku lihat? Masih banyak segerombolan manusia yang beraktifitas. Tempat-tempat umum masih ramai. Jalanan terlihat padat. Kendaraan melaju tanpa putus. Hal ini jelas membuatku bertanya-tanya dalam hati. Kemanakah arloji semua manusia ini? Ini malam. Waktunya istirahat. Tapi yang terlihat malah sebaliknya. Aku menjadi terheran-heran, maka ku sebut saja kota itu sebagai kota tanpa malam. Karena memang benar begitu keadaannya.Entah ada mentari ataupun tidak, Jakarta tetaplah ramai dengan jutaan mata manusia yang masih terbuka.
            Padahal, tidur di waktu malam, memiliki banyak manfaat, diantaranya: Pertama, Tidur mengurangi resiko penyakit. Dengan tidur yang cukup, kadar hormon Melatonin dan Kortisol tetap berada dalam rentang yang sehat. Ketika Kortisoldi cek, ia dapat menghalangi kerusakan sel penyebab kanker. Saat Anda di alam mimpi, bahan kimia yang disebut "modulator sistem kekebalan tubuh" meningkat untuk membantu tubuh melawan infeksi yang potensial, sehingga masuk akal bahwa tidur melindungi Anda dari penyakit umum seperti pilek dan flu. Hal ini disebabkan oleh kortisol, karena tingkat tinggi hormon yang berhubungan dengan fungsi kekebalan tubuh. Kedua, Tidur meningkatkan kemampuan otak. Sebuah studi University of Luebeck, Jerman menemukan bahwa dari 106 orang yang diamati, orang-orang yang beristirahat malam secara penuh, tigakali lebih mungkin untuk melakukan dengan baik pada tugas-tugas kognitif mengukur memori, kreativitas, dan keterampilan pemecahan masalah dibandingkan orang-orang yang kurang tidur. Hal ini disebabkan aktivitas otak yang terjadi selama segmen tertentu saat tidur. Ketiga, Tidur mempertahankan berat badan Anda. Sebuah studi bersama dengan lebih dari 1.000 peserta yang dilakukan University of Wisconsin dan Stanford University menemukan bahwa mereka yang tidur rata-rata delapan jam semalam memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih rendah daripada mereka yang tidur kurang. Para peneliti percaya bahwa tidur mengatur dua hormon nafsu makan (leptin, yang sinyal penuhdan berkurang dengankurang tidur, dan hormon ghrelin yang menstimulasi rasa lapar dan meningkat ketika Anda kurang tidur). Ketika mereka berada dalam kisaran yang tepat, Anda cenderung makan berlebihan.
            So, buat kalian penghuni ibukota, yang tidak pernah menggunakan waktu malam sebagai istirahat, perlu berpikir dua kali untuk saat ini. Begadang atau tidak? Semoga bermanfaat.
           

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes