Home Unlabelled Hati Tidak Ada Remote-nya
Hati Tidak Ada Remote-nya
Atiya Fauzan November 02, 2014 0
SEORANG MUSLIM YANG BAIK ADALAH YANG TANGAN DAN LISANNYA TIDAK MENYAKITI ORANG LAIN (HR. BUKHARI)
***Semua manusia tahu bahwa hati tidak pernah memiliki remotenya
Siapa yang harus dipilih oleh hati dan siapa yang tidak
Dan berapa kadar yang harus diberi oleh hati, ditambah atau dikurangi
Hati bukan televisi, yang main ubah seenaknya
Hati bukan CD player, yang main pilih semaunya
Hati adalah hati, yang letaknya disini
Dimana kita merasa bahagia dan sakit
Dan dimana kita memendam rindu dan benci
Yah… hati letaknya disini***
Dan untuk wanita yang sedang berada di posisi untuk mengatakan, “hati tidak ada remotenya, dan maaf untuk itu. andai ada, aku pasti memilihmu”. Tetap jaga keanggunan tangan, lisan, dan hatimu untuk kebaikanmu sendiri. Tetap tersenyum dalam merangkai alasan baikmu. Tetap berdo’a semoga dirimu tidak menyakiti manusia lain. Tetap intropeksi atas segala kurangmu dalam masalah ini. Tetap menjadi dirimu apa adanya.
Dan untuk pria yang sedang berada di posisi mendengarkan kalimat ini, “hati tidak ada remotenya, dan maaf untuk itu. andai ada, aku pasti memilihmu”. Tetaplah mendengarkannya dengan hati yang lembut. Meski engkau mengibaratkan dua hati seperti kapal dan dermaga *yang entah kau dapat dari mana istilah ini*, engkau tidak pernah berhak menyalahkan kapal yang tidak berkenan di dermagamu. Meski engkau menunggunya berabad-abad sekalipun. Setiap kapal memiliki alasannya sendiri, kenapa ia memilih berada di laut lepas seorang diri, diterjang badai, dan menghalau ombak. Dan tidak ada kapal yang tidak berlabuh, pada akhirnya setiap kapal akan memilih sebuah dermaganya sendiri. Jika engkau bertanya, tidakkah kapal-kapal itu lelah dan ingin singgah disalah satu puluhan dermaga yang menantinya. Kapal-kapal itu akan menjawab, kami tidak pernah ingin singgah karena kami akan menetap *bukan singgah* di dermaga yang kami pilih dan sekali menetap kami tidak akan berlayar kembali untuk mencari dermaga lain. Tetaplah bersemangat untuk menghadapi dunia layaknya seorang pria, bukan pesimis yang berakhir nangis, karena dermaga yang dipilih oleh sebuah kapal bukanlah dermaga paling indah, paling bersih, atau palng kokoh sekalipun, tapi dermaga paling nyamanlah yang ia pilih.
Itulah kenapa tulisan ini mengatakan untuk satu hati tidak menyalahkan hati yang lain. Karena hati tidak boleh disalahkan, ia tidak memiliki remote yang bisa menyesuaikan. Jika televisi membutuhkan remote controlnya, tidak demikian dengan hati. Dan untuk merubah hati oranglain, manusia tidak membutuhkan sebuah remote, manusia hanya harus merubah hatinya menjadi hati yang diinginkan, lebih baik atau lebih buruk.
Begitulah kira-kira, semoga bermanfaat.
Jangan menyakiti siapapun ya… salam perdamaian.
About Author
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment