MENU

Dia Lelakiku





A: Atiya

S: Sahabatku

Percakapan disuatu pagi yang masih dini, aku terbangun dan melihat sahabatku masih asyik dengan laptopnya. Akupun memulai pembicaran.

A: Aku memimpikannya lagi, mungkin karena aku merindukannya (Ungkapku dengan suara parau)

S: Siapa? (Dia otomatis melihat kearahku)

A: … (Aku terdiam)

S: Siapa? Seorang pria kah? (Tanyanya mulai penasaran)

A: Iya… seorang pria (Jawabku acuh)

S: Apa? Tumben… Siapa siapa? (Dia terlihat shock tapi tetap bertanya dengan antusias)

A: … (Aku kembali terdiam dengan mata setengah mengantuk)

S: Pria yang ku kenal? (Dia masih mencecariku dengan pertanyaan lanjutan)

A: Tidak, kamu tidak mengenalnya

S: Asli mana? Kamu kenal dimana? Cenderung biasa, cenderung manis, atau cenderung tampan? (Tanyanya dengan wajah setengah genit )

A: Wah… kamu lebih antusias dari aku yang merindukannya. Aku masih mengantuk, kenapa wawancara sepagi ini

S: Jawab saja, kamu yang membuatku penasaran lebih dulu (Alisnya bertaut, sepertinya dia sedikit marah)

A: Fisik itu relative. Namun, jika melihat keumuman, semua manusia akan sepakat kalau dia tampan.

S: Wah… kamu lebay, spesifiknya gimana?

A: Dia terlahir dengan kulit kuning bersih, badan yang tegap, hidung yang mancung, mata yang penuh makna. Yang jelas, dia pria tertampan dimataku, apapun keadaannya. Ada lagi?

S: Lalu bagaimana dengan rindumu? Sepertinya rasa yang tidak terampaikan ya, benar?

A: Rinduku ya tetap rindu. Tidak akan berubah meski tidak sampai sekalipun. Lantas kenapa dengan rinduku? Tugasku hanya merindukannya, dan begini saja aku bahagia

S: Aku salut padamu. Sedalam itu kamu mencintainya?

A: Cintaku untuknya tidak memiliki ukuran dan tanpa batas. Aku tidak bisa mendefinisikannya seperti apa. Apakah seluas samudera, setinggi gunung, atau sedalam lautan. Yang aku tahu, bahwa ada cinta untuknya. Itu saja.

S: Aku penasaran dengan pria itu, sangat penasaran. Pria yang pertama kali kamu ceritakan padaku. Bagaimana dengan kepribadiannya dan agamanya?

A: Dia adalah seseorang yang tegas. Hanya marah jika orang dicintainya menyalahi prinsip agama dan prinsip kehidupan. Dia juga orang yang begitu sabar, pengertian, dan bertanggung jawab. Dan mengenai agamanya, dia memang bukan pria yang sholat ribuan rakaat atau puasa berhari-hari. Dia muslim yang sederhana, istiqomah shalat 5 waktu diawal waktu shalat dengan berjama’ah, dan tidak pernah meninggalkan shalat sunnah. Kamu pasti bisa menebaknya seperti apa dengan sebagian gambaran tentangnya.
S: Perfect ! Kamu beruntung bisa mengenal sosok seperti itu

A: Tepat sekali, aku merasa seperti wanita paling beruntung di dunia, dan aku tidak pernah berhenti bersyukur. Ada banyak kalimatnya yang aku ingat, salah satunya “Dimanapun kamu dan apapun yang kamu lakukan, ingatlah Allah selalu bersamamu”

S: Wah… bijak banget. O ya, namanya siapa? Nanti aku kepo-in akunnya di dunia maya. Siapa tahu di dunia nyata saja dia baik, tapi di dunia maya malah lebay badai jahatnya

A: Ah, jangan. Nanti kamu malah ikut merindukannya.

S: Tenang saja, aku bukan pagar yang suka makan tanaman, aku lebih suka makan bakso. Hehehe… Aku mengerti kalau dia lelakimu

A: Yap… dia lelakiku, dan namanya adalah Djamaluddin Fauzan

S: Hah? Itu kan nama ayahmu

A: Iya, aku memang memimpikan ayahku dan merindukan ayahku. Dan ayahku adalah lelakiku. Terus?

S: Dasar !!!

Akupun dihujani dengan timpukan bantal bertubi-tubi. Kantuk jelas hilang karena serangan pukulan dipagi yang begitu dini tersebut.

Post a Comment

My Instagram

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes