Home Unlabelled I Love You
I Love You
Atiya Fauzan March 11, 2014 0
2003. Tahun dimana ayahku dipanggil oleh Allah untuk meninggalkan dunia ini. Bagi anak seusiaku, yang saat itu masih 11 tahun, jelas menjadi duka dan luka yang teramat sangat mendalam. Tak heran jika tangisku begitu terisak. Namun, aku masih beruntung, aku masih bersyukur, menjadi si bungsu dari empat bersaudara. Ketiga kakakkulah yang aku cintai saat ini setelah ibu. Jarak usia yang terlamapau jauh, menjadikanku tak sekedar adik mereka, tapi juga menjadi putri mereka.
Mereka juga tak sekedar kakak bagiku. Saat atiya kecil mengalami kepiluan karena
kehilangan seorang imam hidupnya, yang membimbingnya dan mengajarinya banyak hal. Aku menemukan penggantinya, ketiga kakakku menjadi panutan baruku. Mereka lah yang melanjutkan amanah ayah kami. Mereka lah yang duduk gelisah, berjalan kebingungan bahkan turut menangis, saat aku ‘galau’ atau sedih menghadapi sebuah masalah. Mereka begitu dan sangat menjagaku, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Mereka juga penemu solusi dari permasalahan yang dimiliki oleh atiya remaja yang masih labil. Mereka pelindungku, yang mengikuti langkahku kemanapun. Mereka penjagaku, yang mengawasi kehidupanku selama 10 tahun ini. Mereka pendukungku, yang memberi semangat untuk setiap keputusan baik yang aku pilih.
Aku hanya ingin mengucapkan dua hal pada mereka. Tentang ‘terima kasih’ karena menjagaku sejauh ini, hingga detik ini, aku baik-baik saja. Terima kasih telah menjadi pahlawan dalam hidupku, yang melindungiku dari banyak hal yang begitu kejam, sadis, dan ganas di dunia ini. Terima kasih telah menjadi guruku, yang mengajariku ini itu, yang memberikan ribuan aturan untuk dipatuhi, tak mengapa, aku bahagia. Terima kasih telah menjadi dokterku, mengobati dengan begitu spesialis, mulai dari berbagai penyakit fisik, penyakit hati, dan penyakit dunia yang pernah aku idap. Terima kasih telah menjadi pemimpin hidupku, yang menuntunku dan menunjukkan mana jalan yang harus aku lalui dan mana jalan yang harus aku hindari. Terima kasih telah menjadi koki-ku, yang selalu berusaha menyediakan apa yang ingin aku makan dan apa yang paling menjadi favorit lidahku. Terima kasih telah menghadiahkan Sembilan keponakan untukku, yang mewarnai dan menghiasi hidupku dengan banyak hal. Terima kasih telah menjadi kakakku. Aku bersyukur bisa lahir dari rahim yang sama dengan mereka bertiga, aku bangga.
Dan hal kedua yang ingin aku ucapkan adalah kata ‘maaf’. Aku minta maaf untuk setiap kesalahan dan kekhilafanku. Maaf, karena aku belum mampu menjadi adik yang baik. Maaf, karena aku seringkali menyusahkan. Maaf, karena aku terkadang egois mengambil keputusan. Maaf, jika telingaku tak mendengarkan sang perintah. Maaf, jika mataku melanggar aturan. Maaf, karena kejahilanku kepada para keponakanku (putra-putri kalian). Maaf beribu maaf. Dan untuk maaf-maaf yang lain juga. Aku begitu menyukai dan mensyukuri takdirku, Allah menghadiahkan sebuah keluarga yang membahagiakanku, aku begitu ingin berterima kasih pada ayah dan ibu, karena memberikan ketiga kakak yang hebat untukku. I LOVE YOU.
*Aku mencintaimu, Mbak MAULU’ATUL HIDAYAH (12 Juni 1974)
**Aku mencintaimu, Mbak NAFSUL MUTMAINAH (26 Juni 1976)
***Aku mencintaimu, Mas ANWAR MUBARAK (11 Juli 1984)
BY: Akulah Si Bungsu, ATIYATUL MAWADDAH (03 Juni 1992)
BUMI ALLAH, JEMBER 2014
About Author
Related Posts
- Pilih yang Dekat Dengan Allah
- Ada yang Berkelakuan Buruk? Jangan Diam, Dakwahi !!!
- Hadiah Spesial Untuk yang Tersayang
- Pertanyaan Biasa, Namun Berbahaya
- Mengapa Dia Bisa Bahagia? Mengapa Dia Bisa Sukses?
- Pria Sejati Akan Memilih Diam Ketika Marah (Bukan Mengeluarkan Kata Kasar atau Main Tangan)
- Manusia sok Tuhan
- Kenapa Hatiku Panas?
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment